Muhammad Thoyyibul Azhar: BANGSA YUNANI DAN TOKOH - TOKOH FILSAFAT DAN FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN

Translate

Friday, 22 February 2019

BANGSA YUNANI DAN TOKOH - TOKOH FILSAFAT DAN FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN



BAB II
BANGSA YUNANI DAN TOKOH - TOKOH FILSAFAT

            Tiga tokoh filsafat  yunani terkenal, yaitu sokrates, plato, Aristoteles. Ketiganya pernah tinggal di Athena dalam waktu lama, mereka juga saling mengenal. Sokrates yang paling tua dan plato merupakan muridnya, sekitar 400 SM. Sokrates meninggal pada  399 Sm, dan plato memulai karyanya dengan menuliskan ajaran sokrates., dan kemudian berlanjut dengan menuliskan gagasannya sendiri serta membuka sebuah sekolah. Aristoteles yang lebih muda, belajar di sekolah plato, dan akhirnya ia pun membuka sekolah sendiri.
            Pada massa setelah plato dan Aristoteles meninggal,pada 200,an SM, tiga mazhab filsafat terkenal muncul di sekolah- sekolah yang didirikan oleh plato dan Aristoteles.ketiga mazhab ini adalah stoikisme, skeptisime, dan Epikureanisme. Ketiganya terus bertahan bahkan hingga masa kekaisaran romawi, hingga akhirnya agama Kristen mulai mendominasi sekitar 300-an M, dan bahkan setelah masa itu.
A.  Keadaan dan sifat- sifat yunani
1  Dari segi geografis
Letak geografis yunani terletak di ujung selatan semenanjung Balkan, selain di daratan tersebut, wilayahnya juga meliputi pulau di laut Aegelia. Disebelah utara berbatasan dengan Albania, Macedonia, Bulgaria dan Turki, di timur adalah laut Aegeia, diselatan adalah laut tengah dan di barat adalah laut lonia.
Peradapan yunani memang sudah tinggi karena keadaan geografisnya yang tidak mendukung untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga orang- orang yunani bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan hidup.
      2.   dari segi politik sosial
                        Bangsa yunani selalu menyadari bahwa mereka berlainan dari bangsa- bangsa yang lain, sehingga mereka bertentangan yunani dengan barbaros, “barbar” . kata barbaros itu bagi mereka tidak mempunyai arti yang menghina. Kata itu tidak mutlak perlu menunjukkan seorang biadab. Juga warga-warga kebudayaan yang besar, seperti mesir atau babylonia, terhitung dalam kaum barbar.kata barbaros lebih kurang sinonim dengan “asing”. Seorang barbaros adalah seorang asing yang  tidak berbicara bahasa yunani dan hanya mengeluarkan bunyi-bunyi yang bagi telinga yunani mirip dengan “bar” “bar” saja. Akan tetapi, kalau seorang yunani mempertentangkan dirinya dengan orang-orang asing, maka perbedaan bahasa tidak merupakan faktor yang paling penting. Juga karya-karya kesenian bermutu tinggi yang dapat dikagumi dalam negerinya, tidaklah cukup untuk membedakan orang yunani dengan orang asing. Faktor penentu adalah bahwa orang yunani adalah merdeka, sedangkan orang barbar tidaklah lain dari budak saja.
      3. Dari segi kultural
      Bangsa yunani adalah bangsa yang menciptakan filsafat dan ilmu pengetahuan , menghasilkan juga karya-karya seni yang mengagumkan disegala zaman. Genius yunani yang sama tampak baik dalam bidang kesenian maupun dalam bidang ilmiah. Juga dalam karya – karya seni yang dihasilkan oleh bangsa yunani, terdapat suatu sifat yang tidak bisa dinamai lebih cepat daripada “ suatu rasionalitas yang luar biasa “. Ciptaan – ciptaan artistic memperlihatkan suatu suasana rasional, karena ditandai oleh keseimbangan dan keselarasan yang tiada tolok bandingnya dalam sejarah kesenian. Cirri khas yunani adalah harmoni. Karya – karya seni yunani addalah sempurna dalam arti bahwa tidak ada sesuatu yang bisa ditambah dan tidak ada sesuatu yang bisa diambil daripadanya, tanpa merugikan keseluruhannya.
B.  Tokoh – tokoh filsafat yunani

-Thales ( 625 – 545 SM ), thales adalah saudagar yang banyak berlayar ke negeri mesir, ia juga seorang ahli politik yang terkenal di Miletos ,saat itu masih ada kesempatan baginya untuk belajar ilmu matematika dan astronomi. 
            - Anaximandros (640 – 647 ), Anaximandros adalah salah satu murid thales , dia adalah ahli astronomi dan ilmu bumi. Meskipun ia murid thales tapi ia mempunyai prinsip dasar alam satu akan tetapi bukanlah dari jenis benda alam seperti air sebagaimana yang dikatakan oleh gurunya. Ia adalah seorang yang cakap dan cerdas dia tidak mengenal ajaran islam atau yang lainnya.
            - Anaximenes (585 – 494 SM ), prinsip yang merupakan asal usul segala sesuatu adalah udara. Udara melahirkan semua benda dalam alam semesta ini karena suatu proses “pemadatan dan pengenceran” .  Kalau udara semakin  bertambah maka muncullah berturut- turut angin,  air,  tanah dan akhirnya batu.
            - Pythagoras ( 580 – 500 SM ), Pythagoras lahir di pulau samos yang termasuk dalam kota lonia, dalam kota ini ia mendirikan suatu tarekat yang beragama. Tarekat yang didirikan Pythagoras ini bersifat religious, mereka menghormati dewa Apollo.
            - Heraklitons (540 – 480 ), ia lahir dikota Ephesos diasi minor, ia mempunyai pandangan berbeda dari tokoh – tokoh lainnya,ia memandang api sebagai anasir yang asal pandangannya semata – mata tidak terikat pada alam luaran, alam besar, seperti pandangan filosof- filosof miletos. Segala kejadian di dunia ini serupa dengan api yang tidak putusnya dengan berganti- ganti memakan dan menghidupi dirinya dirinya, segala permulaan adalah mula dari akhirnya,segala hidup mula daripada mati. Di dunia ini tidak ada yang tetap,semuanya mengalir.
      B.1  Filsafat pra- cokrates
                                    Filsafat pra Socrates  adalah filsafat yang dilahirkan karena kemenangan akal atas dongeng atau mite- mite yang diterima dari agama yang memberitahukan tentang asal muasal tentang segala sesuatu.baik dan maupun manusia para pemikir atau ahli filsafat yang disebut orang bijak yang mencari- cari jawabannya sebagai akibat terjadinya alam semesta beserta isinya.
                                    Dimana pendekatan yang rasional  demikian menghasilkan suatu pendapat yang dikontrol, dapat diteliti oleh akal dan  dapat diperdebatkan kebenarannya. Para pemikir filsafat yang pertama hidup dimiletos kira- kira pada abad ke-6 SM, dimana pada abad tersebut pemikiran mereka disimpulkan dari potongan- potongan yang diberitakan oleh manusia di kemudian hari  atau zaman. Dan dapat dikatakan bahwa mereka adalah filsafat alam artinya para ahli fikir yang menjadikan alam yang luas dan penuh keselarasan yang menjadi sasaran para ahli filsafat tersebut ( objek pemikirannya adalah manusia ).
                                    Tujuan filosofinya adalah memikirkan soal alam besar darimana terjadinya alam itulah yang menjadi sentral persoalan bagi mereka. Pemikiran yang seperti itu merupakan pikiran yang sangat maju, rasional dan radikal.sebab pada waktu itu kebanyakan orang menerima begitu saja keadaan alam seperti apa yang dapat ditangkap dengan indranya, tanpa mempersoalkan lebih jauh. Sedang dilain pihak orang cukup puas menerima keterangan tentang kejadian alam dari cerita nenek moyang . beberapa tokoh filsafat yunani para filosof itu tergolong dalam filosof alam. Para filosof tersebut tidak mempercayai cerita- cerita yang demikian dan menganggapnya sebagai takhayul yang tidak masuk akal, karena itulah mereka berusaha untuk mendapatkan tentang inti dasar alam itu dari daya pikirnya sendiri , maka mereka pantas mendapat sebutan sebagai pemikir yang radikal karena pemikiran mereka sampai pada akar, dari alam yang dipersoalkan.
C.   Tokoh- tokoh filsafat klasik
Aristoteles (384 SM – 322 ),banyak ide- ide aristoteles ini sudah ketinggalan zaman. Tetapi apa yang paling penting dari apa yang pernah dilakukan Aristoteles adalah pendekatan rasional yang senantiasa melandasi karyanya.





BAB  III
FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN

Filsafat pada abad pertengahan ini ( 479- 1492  M ) juga dikatakan sebagai “abad gelap”, karena pendapat ini  didasarkan pada pendekatan sejarah gereja. Pada saat itu tindakan gereja sangat membelenggu kehidupan manusia. Para ahli fikir saat itu tidak tidak lagi memiliki kebebasan untuk berfikir.apalagi terdapat dengan pemikiran- pemikiran yang bertentangan dengan ajaran gereja,dan orang yang mengemukakannya akan mendapat hukuman berat. Pihak gereja  diadakannya penyelidikan berdasar rasio terhadap agama. Yang berhak melaksanakan penyelidikan terhadap agama adalah pihak gereja, walaupun demikian , ada juga yang melanggar larangan tersebut dan mereka dianggap orang murtad yang kemudian diadakan pengejaran( inkuisisi ). Pengejaran terhadap orang- orang murtad ini mencapai puncaknya pada saat paus innocentius III di akhir XII, dan yang paling berhasil dalam pengejaran orang- orang murtad ini di spanyol.pada abad pertengahan ini juga dikatakan sebagai suatu masa yang penuh dengan upaya menggiring manusia kedalam kehidupan atau sistem yang fanatik, dengan menerima ajaran gereja secara membabi buta, karena itu perkembangan ilmu pengetahuan terhambat.filsafat abad pertengahan adalah suatu arah pemikiran yang berbeda sekali dengan pemikiran dunia kuno, dan menggambarkan suatu zaman yang baru ditengah- tengah suatu perkumpulan bangsa yang baru , yaitu bangsa eropa barat. Filsafat yang baru ini disebut skolastik.zaman ini disebut zaman yang khas akan pemikiran  eropa yang berkembang pada abad tersebut, dan menjadikan suatu kendala yang disesuaikan dengan ajaran agama.
Abad pertengahan ini dibagi menjadi dua zaman atau periode yaitu;
1. periode pratistik (100-700), patres yang berarti bapa – bapa gereja adalah ahli agama Kristen pada abad permulaan agama Kristen.didunia barat agama katolit mulai tersebar dengan ajarannya tentang tuhan, manusia dan etikanya.
2. periode skolastik (800- 1500 ), zaman ini dimulai abad ke-9. Para tokoh pada zaman ini adalah para pelajar dari lingkungan sekolah kerajaan dan sekolah katedral yang didirikan oleh raja karel Agung(742-814) dan kelak juga dari lingkungan universitas dan ordo- ordo biarawan.
A.    Masa  keraguan
            Zaman modern dalam sejarah filsafat biasanya dimulai oleh filsafat Discartes.kata modern disini hanya digunakan untuk menunjukkan suatu suatu filsafat yang mempunyai corak yang amat berbeda, bahkan berlawanan, dengan corak pada abad pertengahan Kristen. Corak utama filsafat modern yang dimaksud disini adalah dianutnya kembali rasionalisme seperti pada masa yunani kuno. Gagasan itu, disertai oleh argument yang kuat, diajukan oleh Descartes. Apa yang lahir kembali itu? Ya, rasionalisme yunani itu. Yang harus diamati disini adalah apakah konsekuensi  rasionalisme pada masa yunani akan terulang kembali.
       Descartes dianggap sebagai bapak filsafat modern.  Menurut  Bertrand Russel , anggapan itu memang benar. Kata Bapak diberikan kepada Descartes karena dialah yang pertama pada zaman modern itu yang membangun filsafat yang berdiri atas keyakinan diri sendiri yang dihasilkan oleh pengetahuan aqliyah. Dialah orang pertama diakhir abad pertengahan itu yang menyusun argumentasi yang kuat, bukan perasaan , bukan iman, bukan ayat suci, bukan yang lainnya.
            Menurut catatan, Descartes adalah orang inggris. Ayahnya anggota parlemen inggris. Pada tahun 1612 descartes pergi ke Francis. Dia taat mengerjakan ibadah menurut ajaran agama katholik, tetapi dia juga menganut Galileo yang pada masa itu masih ditentang oleh tokoh-tokoh gereja. Dari tahun 1629 sampai 1649 ia menetap di belanda.
       Pengaruh keimanan yang begitu kuat pada abad pertengahan, yang  tergambar dalam ungkapan credo ut intelligam itu, telah membuat para pemikir takut mengemukakan pemikiran yang berbeda dengan pendapat tokoh gereja. Apakah ada filosof yang berani mampu menyelamatkan filsafat yang dicengkram oleh iman abad pertengahan itu? Ada. Tokoh itu adlah Descartes.
            Descartes telah lama merasa tidak puas terhadap perkembangan filsafat yang amat lamban dan banyak memakan korban itu. Amat lamban terutama bila dibandingan dengan perkembangan filsafat pada zaman sebbelumnya. Dia melihat tokoh-tokoh gereja yang mengatas namakan agama telah menyebabkan lambannya perkembangan itu. Dia ingin filsafat dilepaskan dari dominasi agama Kristen. Dia ingin filsafat dikembalikan kepada semngat filsafat yunani, yaitu filsafat pada akal. Dia ingin menghidupkan kembali Rasionalisme yunani.
            Descartes lahir pada tahun 1596 dan meninggal pada tahun 1650. Bukunya yang terpenting dalam filsafat murni ialah discours de la method (1637) dan meditation (1642). Kedua buku ini saling melengkapi satu sama lain. Didalam kedua buku inilah dia menuangkan metodenya yang terkenal itu, metode keraguan Descartes (Cartesian doubt). Metode ini sering disebut cogito Descartes atau metode cogito saja.
            Dia mengetahui bahwa tidak mudah meyakinkan tokoh-tokoh  gereja bahwa dasar filsafat haruslah rasio (akal). Tokoh-tokoh gereja itu tetap yakin bahwa dasar filsafat haruslah iman sebagaimana tersirat dalam jargon credout intelegian dari anselmus itu. Untuk meyakinkan orang bahwa dasar filsafat haruslah akal, dia menyusun argumentasi yang amat terkenal. Argumentasi tersebut tertuang didalam metode cegito tersebut.
            Untuk menemukan basis yang kuat dalam bagi filsafat,Descartes meragukan (lebih dahulu) segala sesuatu yang diragukan . mula-mula dia mencoba meragukan semua apa yang dapat di indera, objek yang sebenarnya tidak mungkin diragukan. Inilah langkah pertama metode cegito tersebut. Dia meragukan adanya badaniah sendiri . keraguan itu menjadi mungkin karena pada pengalaman mimpi, halusinasi, ilusi, dan juga pada pengalaman dengan roh halus ada yang sebenarnya ada yang tidak jelas pada keempat keadaan itu seseorang dapat mengalami sesuatu seolah-olah dalam keadaan yang sesungguhnya didalam mimpi-mimpi seolah-olah seorang mengalami sesuatu yang sungguh-sungguh terjadi, persisseperrti tidak mimpi (jaga). Begitu pula pada pengalaman halusinasi, ilusi, dan kenyataan ghaib. Tidak ada batas yang tegas antara mimpi dan jaga. Oleh karena itu, Descartes berkata, “aku dapat meragukan bahwa aku duduk disini dalam pakaian siap untuk keluar : ya, aku dapat meragukan itu karena kadang-kadang aku bermimpi sama persis seperti itu, padahal aku ada ditempat tidur, sedang mimpi.” Tidak ada batas yang tegas antara mimpi ( sedang mimpi) dan jaga. Tatkala bermimpi, rasa-rasanya seperti bukan mimpi. Siapa yang dapat menjamin kejadian-kejadian waktu jaga ( yang kita katakana sebagai jaga ini)  sebagaimana kita alami ini adalah kejadian-kejadian yang sebenarnya, jadi bukan mimpi? Tidak ada perbedaan yang jelas antara mimpi dan jaga.
            Benda-benda dalam halusinasi dan ilusi juga membawa kita dalam pertanyaan : yang mana sesungguhnya yang benar- benar ada, yang sungguh- sungguh asli  ? benda- benda dalam mimpi , halusinasi, ilusi, dan kejadian dengan roh halus itu, bila dilihat dari posisi kita sedang  jaga, itu tidak ada. Akan tetapi, benda- benda itu sungguh- sungguh ada bila dilihat dari posisi kita dalam mimpi, halusinasi, ilusi, dan roh halus. Dalam mimpi kita melihat dan mengalami benda- benda itu : adakah beda yang tegas antara mimpi dan jaga ? begitulah jalan pemikiran dalam metode cogito.
            Pada langkah pertama ini discartes berhasil meragukan benda yang dapat diinderakan. Apa sekarang yang dapat dipercaya , yang sungguh- sungguh ada ? menurut Descartes, dalam keempat keadaan itu(mimpi, halusinasi, ilusi, roh halus ), juga dalam jaga ada sesuatu yang selalu muncul. Baik dalam jaga maupun dalam mimpi. Yang selalu muncul itu adalah gerak , jumlah, dan besaran ( volume) pada tahap kedua ini Descartes mengajak kita berpendapat bahwa yang tiga inilah yang lebih ada daripada benda- benda. Ketiga macam inilah lebih menyakinkan adanya. Mungkin ketiga inilah yang mungkin benar- benar ada.untuk menyakini kalau ( gerak, Jumlah, besaran  ) benar- benar ada descater melakukan pengujian dan diapun meragukannya. yang tiga macam itu adalah matematika. Katanya matematika dapat salah.  Saya  sering menjumlah (angka), salah mengukur (besaran), juga demikian pada gerak. Jadi ilmu pastipun juga dapat saya ragukan. ilmu pasti lebih pasti daripada benda, tetapi saya masih dapat meragukannya. Jadi benda dan ilmu pasti diragukan, kalau begitu , aku ingin yang pasti , yang distinct.  Sampailah dia sekarang dalam langkah ke-3 metode cogito.
            Masih ada satu yang tidak aku ragukan , ddemikian katanya, bahkan tak ada syetan pun yang dapat mengganggu dan tak seorang skeptis pun dapat meragukannya yaitu saya sedang ragu. Jelas sekali saya sedang ragu. Begitu distinct sedang saya sedang ragu boleh saja badan saya ini saya ragukan adanya. Hanya banyangan, misalnya atau seperti dalam mimpi, tetapi mengenai, “ saya sedang ragu” benar- benar tidak dapat diragukan adanya.
            Aku yang sedang ragu itu disebabkan oleh aku berfikir ada, berarti aku ada sebab yang berfikir itu aku. Cogito ergo sum, aku berfikir, jadi aku ada.jadi kesimpulan metode Descartes  yaitu “benda inderawi tidak ada gerak, jumlah besaran, (ilmu pasti) tidak ada saya ragu, dan saya ragu karena saya berfikir, jadi, saya berfikir ada.descartes telah menemukan dasar  (basis) bagi filsafatnya. Basis itu bukan filsafat plato, bukan filsafat abad pertengahan, bukan agama atau yang lainnya. Fondasi itu adalah aku yang berfikir. pemikiranku itulah yang pantas dijadikan daftar filsafat karena aku yang berfikir itulah yang bener- bener ada, tidak diragukan, bukan kamu atau pemikiranmu.descartes memulai filsafat dari metode, metode keraguan ini bukanlah tujuannya,. Tujuan metode ini bukanlah mempertahankan keraguan. Sebaliknya , metode ini bergerak dari keraguan menuju kepastian.keraguan descertes hanya ditunjukkan untuk menjelaskan perbedaan sesuatu yang dapat diragukan dari sesuatu yang tidak dapat diragukan.ia sendiri  tidak pernah meragukan bahwa ia mampu menemukan kenyakinan yang berada dibalik keraguan itu, dan menggunakannya untuk membuktikan sesuatu kepastian dibalik sesuatu.
B.     Empirisme jonlock, david hume dan Herbert spencer
Empirisme diambil dari bahasa yunani empiria yang berarti coba- coba atau pengalaman. Sebagai doktrin, empirisme adalah lawan rasionalisme, oleh karena itu adanya kemajuan ilmu pengetahuan dapat dirasakan manfaatnya, maka pandangan terhadap filsafat mulai merosot. Ilmu pengetahuan besar sekali pengaruhnya bagi kehidupan.kemudian beranggapan  bahwa pengetahuan yang bermanfaat, pasti dan benar hanya diperoleh lewat indera ( empiri ), dan empirilah satu- satunya sumber,dan lahirlah yang namanya Empirisme. Empirisme adalah salah satu aliran yang menekankan peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan serta pengetahuan itu sendiri, dan mengecilkan peranan akal.
Empirisme berpendirian bahwa semua pengetahuan diperoleh lewat indra. Indra memperoleh kesan- kesan dari alam nyata, untuk kemudian kesan- kesan tersebut berkumpul dalam diri manusia, sehingga menjadi pengalaman.

2 ciri pokok Empirisme yaitu mengenai makna dan teori tentang pengetahuan, yaitu;
1.      Filsafat Empirisme tentang teori makna, teori makna dan empirisme selalu harus  dipahami lewat penafsiran pengalaman. Jiwa dapat dipahami sebagai gelombang pengalaman kesadaran,materi  sebagai pola jumlah yang dapat di indra dan dihubungkan kualitas sebagai peristiwa urutan yang sama.
2.      Filsafat Empirisme tentang teori pengetahuan , menurut orang rasionalis ada beberapa kebenaran umum seperti setiap kejadian tentu mempunyai sebab, dan kebenaran- kebenaran itu  benar dengan sendirinya.

Empirisme Menurut beberapa tokoh:
1.      Jhon locke (1632- 1704)
Ia  dilahirkan di wrington, dekat Bristol inggris. Disamping itu sebagai ahli hukum, ia menyukai filsafat dan teologi, mendalami ilmu kedokteran dan  kimia.ia menentang teori rasionalisme, menurutnya segala pengetahuan dating dari pengalaman dan tidak lebih dari itu. Akal bersifat pasif saat  pengetahuan didapatnya. Akal tidak mendapatkan pengetahuan dari pengetahuan dari dirinya sendiri diibaratkan ia adalah selembar kertas putih yang diberi warna oleh berbagai  pengalaman.dalam penelitiannya jhon locke menggunakan istilah sensation dan reflection. Sensation (pengalaman lahiriah ) adalah sesuatu yang dapat berhubungan dengan dunia luar. Sedangkan reflection (pengalaman batiniah) pengenalan intuitif yang memberikan pengetahuan kepada manusia tentang kondisi psikis diri kita sendiri. Tiap- tiap pengetahuan manusia terdiri dari sensation dan reflection. Tidak ada sesuatu dalam jiwa yang dibawa sejak lahir, melainkan pengalaman lah yang membentuk jiwa seseorang.dalam bukunya ,Essay concerming Human Understanding( 1689) ditulis berdasarkan satu premix yaitu semua pengetahuan dating dari pengetahuan. Ini berarti tidak ada yang dijadikan ide untuk konsep tentang sesuatu yang ada dibelakang pengalaman tidak ad aide yang diturunkan seperti  yang  diajarkan plato.dengan kata lain locke menolak adanya innate ide; adequate idea dari Spinoza, truth of reason dari leibeninz, semuanya ditolaknya. Yang innate( bawaan) itu tidak ada,  Dengan argumennya sebagai berikut;
1.      Innate dan argumenya itu sebenarnya tidaklah mungkin diakuai dan sekali juga diakaui adanya.bukti- bukti yang mengatakan ada innate ide justru dijadikan alas an untuk mengatakan ia tidak ada.
2.      Tidak juga dicetakan (distempelkan ) pada jiwa sebab pada anak idiot, ide yang innate itu tidak ada padahal anak normal dan anak- anak idiot Empirisme berpendirian bahwa hakikat pengetahuan adalah berupa pengalaman, david home termasuk dalam aliran empirisme radikal menyatakan, bahwa ide- ide dapat dikembalikan pada sensasi- sensasi  (ransangan indra).
2.      Herbet spencer  ( 1820- 1903 M)
Tokoh ini berpusat pada teori evolusi. Sembilan tahun sebelum terbitnya karya  Darwin yang terkenal . the origin of specikes (1859 M). Spencer sudah menerbitkan bukunya tentang teori evolusi. Empirisme sangat terlihat jelas dalam filsafat tentang  the great unkwable (fenomena- fenomena atau gejala-gejala). Memang besar dibelakang gejala- gejala itu ada suatu dasar absolute, tetapi yang absolute itu tidak dapat kita kenal. Secara prinsip pengenalan kita hanya  menyangkut relasi- relasi antar gejala- gejala,yang dibelakang gejala- gejala ada sesuatu yang disebut yang tidak diketahui.

C.    Aristoteles, tak ada subtansi dalam realitas
Substansi  adalah gagasan utama dari aristoteles.
Lawan substansi adalah aksidensi, relasi atau hubungan substansi dan aksidensi adalah sebagai berikut :
Substansi adalah merupakan sesuatu yang mendasari suatu hal, sedang aksidensi adalah sesuatu yang menampakkan diri. Aksidensi dapat berubah tanpa mengakibatkan perubahan substansi. Substansi dapat dikatakan sebagai sesuatu yang mendasari aksidensi. Dengan kata lain substansi adalah sesuatu yang tetap yang mendasari  yang berubah- ubah.
Misalnya, meja adalah tetap meskipun terbuat dari kayu atau besi. Kayu dan besi addalah aksiden, sedang meja adalah substansi


Apakah ia gagasan particular atau majemuk ?
Substansi terdiri dari gagasan :
ü  Sesuatu yang tetap
ü  Sesuatu yang berubah- ubah
Berarti substansi merupakan gagasan majemuk .
Gagasan tersebut berdiri atas kesan apa ?
Substansi terdiri dari gagasan :
ü  Sesuatu yang tetap
ü  Sesuatu yang berubah-ubah
Sesuatu yang tetap contohnya meja, sesuatu yang berubah- ubah contohnya kayu dan besi. Sesuatau yang tetap menurut aristoteles bisa disimbolkan dari pengamatan kita dari sesuatu yang berubah- ubah. Artinya, gagasan tentang meja disimpulkan dari pengamatan kita terhadap meja, kayu, dan meja besi. Walaupun terbuat dari bahan yang berbeda tetap dapat disebut meja. Sesuatu yang tetap itu disebut substansi.
Dari uraian aristoteles itu,  dapat kita simpulkan bahwa yang ditangkap indera sebenarnya adalah sesuatu yang berubah- ubah itu, sedangkan sesuatu yang tetap tidak pernah ditangkap oleh indera. Artinya kesan terhadap substansi tidak pernah ada dengan demikian substansi tidak pernah ada.  Substansi merupakan gagasan yang tidak bertanggung jawab
Gagasan mengenai ego
Pembicaraan ego bisa dimulai dari pernyataan diskartes “ saya berfikir, maka saya ada. Menurut diskartes saya itulah yang dimaksud ego. Substansi yang tetap ada dalam tubuh manusia dimanapun dan kapanpun, ego dianggap sebagai penggerak seluruh aktivitas manusia. Ego itu secara mutlak adalah saya yang berfikir
Apakah ego gagasan partikula atau majemuk ? saya tidak serta- merta berfikir , kadang- kadang saya juga melihat, ssaya juga mendengar dan lain- lain. Dengan demikian saya adalah gagasan majemuk.
Ego berdiri atas kesan apa ? jika ego merupakan gagasan tunggal seperti yang dikatakan diskartes, semuanya tidak pernah kita rasakan. Kesimpulannya, ego yang digagas diskartes itu tidak terbukti dalam pengalaman. Gagasan tunggal seperti itu tidak pernah ada  ( omong kosong ).
D.    Kausalitas ? tak ada tuh
Dapat dikatakan, dengan ditemukannya fenomena kemunculan manusia dipermukaan bumi, pada saat itu pula muncul pertanyaan “mengapa?”, prioritas dari kata Tanya terletak pada prioritas insan.diantara persoalan filsafat adalah masalah deduktif yang memiliki usia panjang dan prioritas yang mengakar , dan juga menempati urutan pertama kebingungan yang muncul dalam pemikiran manusia.
Pertanyaan tentang sebab diri dan benda- benda lain, merupakan polemik  teramai yang menggasak mental insane sejak kemunculannya dan senantiasa memposisikan dirinya sebagai pertanyaan yang paling mengakar ketika dihadapkan dengan pemikiran para filosof dan hukama.
            Dalam kitab”Tarikh falsafah” , kita jumpai para ilmuwan pertama yunani yang terkenal sebagai para filosof iyuni – sampai pada kesimpulan bahwa mereka telah berhasil menemukan unsur pertama atau maddat al-mawad dari semua benda- benda semesta. Dengan demikian harus dikatakan bahwa filsafat telah dimulai dengan persoalan kausalitas dimana perenungan dan kontemplasi manusia sama sekali tidak akan pernah  terpisah dari persoalan ini.dengan kata lain, masalah kausalitas bukanlah sebuah dilemma yang dituju oleh manusia, melainkan kausalitaslah yang berjalan menuju kepada manusia  dan dia telah membebankan dirinya atas manusia, memenuhi semua pemikiran manusia dan menyibukkan semua kontemplasi dan perenungannya. Tentu saja dengan sebuah kata “mengapa” atau “apakah” kita bisa bertanya untuk setiap kalimat yang  ada dan untuk segala hal yang kita temukan , akan tetapi kita sangat paham bahwa semua pertanyaan tersebut bukanlah  “pertanyaan”  kita dan tidak pernah mengusik perenungan dan jiwa kita, tidak pernah mengekang kita dan kitapun tidak pernah bersitegang dengannya. Misalnya satu hingga dua jam untuk merenungkan masalah sebab pertama (the first cause).persoalan kausalitas dari dulu hingga sekarang bahkan hingga masa yang akan datang merupakan sebuah pencipta kebingungan.
            Definisi “sebab” dan “akibat”,kedua persepsi ini merupakan bagian dari akal kedua filsafat yang merupakan penjelas metode wujud, dan yang diperoleh dengan kontemplasi dan usaha keras otak. Dengan istilah lain media aksidensi mereka adalah pikiran dan media karakteristik mereka adalah objek luar.dari sini karena kedua objek tersebut tidak dalam satu katagori dan tidak termasuk pula dalam mahiyat (esensi, keapaan), telah menyebabkan tidak mempunyai definisi yang hakiki dan logis,dan apa yang didefinikan dalam kitab filsafat tentang keduanya hanyalah merupakan syarhul- lafdzi (penjelas kata) saja.
Apabila kita membandingkan dua wujud A dan B dan kita melihat bahwa wujud A berada  dalam posisi dimana apabila ia eksis maka wujud B pun akan menjadi eksis. Dan selama A tidak eksis maka B pun juga tidak eksis. Dan wujud B merupakan manifestasi penjelas yang bergantung dan berkaitan erat  dengan wujud A.maka dalam kondisi ini kita mengatakan bahwa A adalah sebabnya B, dan B adalah akibat dari A.kaidah kausalitas berdiri diatas eksperimen internal atau batin dan bukan eksperimen inderawi /fisik. Eksperimen – eksperimen inderawi, “keberulangan fenomena” senantiasa merupakan syarat . tetapi dalam eksperimen batin , merupakan syarat. Dan kewujudan sebuah kasus telah mampu menjadi sumber abstraksi dari persepsi sebab dan akibat. Dengan alas an ini, kaidah kausalitas tidak bisa dimaknakan dengan “eksperimen” dalam makna idiomnya. Hal ini dikarenakan dia bukan benda fisik dan tidak pula membutuhkan pengulangan.
            Prinsip kausalitas meliputi semua bentuk eksistensi  yang ke universalannya mencangkup semua alam wujud, sehingga masalah kausalitas dan pembagian wujud dalam bagian sebab dan akibat merupakan salah satu masalah yang menduduki posisi pertama dalam filsafat.
            Persoalan kausalitas merupakan dasar seluruh ilmu dan obyektifitas. Tak ada satupun dari alim dan pemikir  yang berfikir kecuali dikarenakan dia mengetahui bahwa perolehan hakikat merupakan akibat dari tafakkur, kontemplasi dan konsentrasi. Filosof Ilahi dan materi keduanya sama-sama dalam prinsip adanya pemula untuk alam ini, hanya saja perbedaanya terletak pada poin berikut, bahwa menurut  filosofi Ilahi , pemula akibat tersebut adalah sebuah eksistensi yang mempunyai kecerdasan dan persepsi. Sedangkan menurut filosofi Materialis, pemula alam adalah materi yang tidak mempunyai kecerdasan dan persepsi. Akhirnya, anda sendirilah yang haris menentukan, manakah dari kedua diskursus lebih bisa diterima dan lebih rasional perkataanya.

E.     Teori pengetahuan
Dalam ilmu pengetahuan bangsa romawi bukanlah pencipta iteori- teori, tetapi pelaksanaan teori yang telah ada sejak zaman yunani. Dengan ini mata rantai seakan- akan putus dalam perkembangan ilmu pengetahuan menjadi tumbuh kembali. Bila sarjana yunani adalah ahli teori, maka sarjana romawi adalah ahli praktek.muncul berbagai disiplin ilmu,seperti matematika( euklides), fisika( Archimedes),astronomi( aristrakus), geografi(erastisfene).
Ada dua macam pengetahuan yang dikemukakan oleh plato. Pengetahuan yang pertama adalah pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman atau indera(pengetahuan pengalaman) dan yang kedua adalah  pengetahuan yang diperoleh melalui akal (pengetahuan akal). Plato membandingkan kedua pengetahuan tersebut dan mempertimbangkan diatara keduanya mana yang benar.
Plato menerangkan bahwa manusia sesungguhnya berada dua dunia, yaitu dunia itu (ideal form) yang bersifat tetap, hanya satu macam dan tidak berubah dan dunia fisik (matter). Atau dunia pengalaman yang bersifat tidak tetap. Sebagai contoh banyak terdapat segitiga yang bentuknya berlainan menurut pengetahuan indera   atau pengalaman. Tetapi dalam idea tau pikiran, bentuk segitiga tersebut hanya satu dan tetap dan ini menurut pengetahuan akal.
Bertenz (1999) menjuruskan dunia ideal form pada istilah ‘pengenalan ‘ tentang ide-ide. Pengenalan ide-ide inilah yang merupakan pengenalan yang sesungguhnya  yang dinamakan plato episteme atau pengetahuan(knowledge). Obyek yang dituju oleh pengetahuan atau pengenalan ini bersifat teguh, jelas dan tidak berubah. Untuk mencapai pengetahuan ini dibutuhkan rasio. Pengetahuan yang dicapai oleh rasio inilah yang dipraktekkan didalam ilmu pengetahuan .jika dihubungkan dengan dunia fisik atau dunia pengalaman, maka pengetahuan inilah yang harus memengaruhi yang fisik atau pengalaman, bukan sebaliknya.
            Tujuan pengetahuan menurut plato bisa dilihat dari mitos plato yang sudah masyur sekali  tentang penunggu-penunggu gua yang termuat dalam dialoge politea. Manusia dapat dibandingkan dengan orang-orang tahanan yang sejak lahir terbelenggu dalam gua, dibelakang mereka  ada api yang bernyala. Beberapa orang budak belian mondar- mandir didepan api itu, sambil memikul bermacam- macam benda . hal itu mengakibatkan rupa- rupa bayangan yang dipantulkan pada dinding gua.karenanya orang tahanan itu menyangka bahwa bayang-bayang itu  realitas yang sebenarnya. Namun sesudah beberapa waktu satu orang dilepaskan. Ia melihat sebelah belakang gua dan api yang disitu.ia sudah memperkirakan bahwa bayang tidak merupakan realitas yang sebenarnya.lalu ia dihantar keluar gua dan melihat matahari  yang menyilaukan matanya. Mula-mula ia berfikir ia sudah meninggalkan realitas. Tetapi berangsur- angsur mengisafi bahwa itulah realitas yang sebenarnya dan bahwa dahulu ia belum pernah memandangnya. Pada akhirnya ia kembali kedalam gua dan bercerita kepada teman-temannya bahwa  realitas sebenarnya melainkan hanya bayang-banyang saja.namun mereka tidak mempercayai orang itu dan seandainya mereka tidak terbelenggu, maka mereka pasti akan membunuh setiap orang yang mau melepaskan mereka dari gua (dengan sebutan terakhir ini dikiaskan kematian Socrates).       
Mitos ini dimengerti sebagai berikut : dua tadi ialah dunia yang disajikan pada panca indera kita.kebanyakan orang dapat dibandingkan dengan orang tahanan yang terbelenggu :  mereka menerima pengalamna sepontan begitu saja. Tetapi ada beberapa orang yang mulai memperkirakan bahwa realitas inderawi tidak lain dari pada bayang-bayang saja : merekalah filosof. Mula-mula mereka merasa heran sekali , tetapi berangsur-angsur mereka menemukan ide “ yang baik” (matahari) sebagei realitas tertinggi Untuk mencapai kebenaran, yang perlu ialah suatu pendidikan : harus diadakan suatu usaha khusus untuk melepaskan diri dari panca indera yang menyesatkan.tetapi, sebagai mana terjadi dalam mitos, filsof pun tidak akan dipercayai orang.
            Mitos tersebut sebenarnya berbicara mengenai perbedaan mendasar antara dua hal yang dikemukakan plato, yaitu:
a.    Apa  yang dapat diindera  dengan apa yang hanya ditangkap oleh logika
b.   Dunia indera  atau dunia fisik ( matter )   dengan dunia ide(idea)
tiga gambaran yang diungkapkan dalam mitos maupun divided line yang telah digambarkan diatas, yaitu : matahari, garis) dan gua pembatas( devided line), dan gua  dapat dijelaskan melalui relasi antara ide” yang baik” teerhadap dunia ide yang dapat dimengerti atau terhadap indera. Ide” yang baik” memberikan kebenaran kepada obyek- obyek dan memberikan kemampuan untuk mengetahui kepada orang yang menangkap kebenaran dari obyek- obyek tersebut. Ini adalah natur esensial dari kebaikan yang menyebabkan kebenaran dan pengetahuan akan kebenaran.
            Ide” yang baik “ menurut plato tidak sama dengan kebenaran maupun pengetahuan akan kebenaran lebih dari cahaya dan penglihatan yang identik dengan matahari. Ini memberikan plato konsep trinitas yang dikenal yaitu : yang benar, yang baik dan yang indah. ‘ yang baik ‘ dibutuhkan untuk kebenaran, yaitu yang memberikan obyek kebenarannya ‘yang baik’ juga memberikan daya penglihatan kepada kepandaian, dan pengetahuan akan kebenaran mengisi kita dengan keindahan . itulah persamaan antara kebenaran dari obyek-obyek, pengetahuan akan kebenaran, dan’ yang baik ‘, akan tetapi ketiganya tidak sama ( allen and sprinted, 1989, p. 28) jadi hal penting yang disampaikan plato dari cerita ini adalah seseorang  dikatakan memperoleh pengetahuan jika ia menemukan ide ‘ yang baik ‘ itu.

No comments:

Post a Comment

mari berkomentar agar artikel atau yang lain selalu lebih baik

PIDATO AQIQOH BAHASA JAWA

PIDATO AQIQOH BAHASA JAWA Assalamu’alaikum wr.wb Bismillahirrahmanirrahim…. Engkang kaulo hormati hadirin engkang rawuh wont...