A. Dasar - dasar Ilmu Pendidikan Islam
1.
Dasar Ideal
Berbicara tentang dasar ilmu
pendidikan Islam berarti juga berbicara tentang kitab suci Alqurandan
Hadistt Rasul. Karena semua aspek kehidupan yang terkandung di dalam ajaran Islam
berasaskan kepada kedua sumber pokok, yaitu Alqurandan Hadist.
a. Alquran
Nabi Muhammad SAW sebagai
pendidik pertama pada masa awal pertumbuhan Islam telah menjadikan
Alquransebagai dasar pendidikan Islam di samping Hadistt beliau sendiri.
Kedudukan Alquransebagai sumber pokok pendidikan Islam dapat dipahami firman
Allah:
Artinya: “Dan Kami tidak
menurunkan kepadamu (Alquran) ini melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada
mereka perselisihan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.”
(QS. Al-Nahl: 64)
Sehubungan dengan masalah
ini, Al-Nadwi, sebagaimana dikutip Ramayulis, mempertegas dengan menyatakan
bahwa: “Pendidikan dan pengajaran umat Islam itu haruslah bersumber kepada
aqidah Islamiyah. Sekiranya pendidikan umat Islam itu tidak didasarkan kepada
aqidah yang bersumberkan Alquran dan Hadist, maka pendidikan itu bukanlah
pendidikan Islam, tetapi pendidikan asing.”
b. Hadist
Setelah Alqur’an,
pendidikan Islam menjadikan Hadistt Rasulullah SAW sebagai dasar dan sumber
kurikulumnya. Pada hakikatnya, keberadaan Hadistt ditujukan untuk mewujudkan
dua sasaran, yaitu:
1. Menjelaskan apa yang
terdapat dalam Alquran.
2. Menjelaskan syariat
dan pola perilaku.
Dalam dunia pendidikan
Hadist mempunyai dua manfaat pokok; pertama, Hadist mampu menjelaskan konsep
dan kesempurnaan pendidikan Islam sesuai dengan konsep Alquran serta lebih
memerinci penjelasan dalam Alquran. Kedua, Hadistt dapat menjadi contoh yang
tepat dalam penentuan metode pendidikan. Misalnya, kita dapat menjadikan
kehidupan Rasulullah SAW dengan para sahabat maupun anak-anaknya sebagai sarana
penanaman keimanan.
c. Perkataan Para Sahabat
(Qaul al-Shahabah)
Pada masa Khulafa’
al-Rasyidin, sumber pendidikan dalam Islam sudah mengalami perkembangan. Selain
Alquran dan Hadistt juga perkataan, sikap, dan perbuatan para sahabat.
Di antara perkataan
sahabat yang dapat dijadikan sebagai dasar pendidikan Islam adalah sebagai
berikut:
Perkataan Abu Bakar
setelah dibai’at menjadi khalifah, ia mengucapkan pidato sebagai berikut:“Hai
manusia saya telah diangkat untuk mengendalikan urusanmu, padahal aku bukanlah
orang yang terbaik di antara kamu. Jika aku menjalankan tugasku dengan baik,
ikutilah aku. Tapi jika aku berbuat salah, betulkanlah aku, orang yang kamu
pandang kuat, aku pandang lemah sehingga aku dapat mengambil hak darinya,
sedangkan orang yang kamu pandang lemah, aku pandang kuat sehingga aku
dapat mengembalikan haknya. Hendaklah kamu taat kepadaku selama aku taat kepada
Allah dan Rasul-Nya, tetapi jika aku tidak taat kepada Allah dan Rasul-Nya,
kamu tidak perlu taat kepadaku.”
Menurut pandangan Nazmi
Luqa, ungkapan Abu Bakar ini mengandung arti bahwa manusia harus mempunyai
prinsip yang sama di hadapan Khaliknya. Selama baik dan lurus, ia harus
diikuti, tetapi sebaliknya jika ia tidak baik dan lurus, manusia harus
bertanggung jawab memutuskannya.
d. Ijtihad
Setelah jatuhnya
kekhalifahan Ali bin Abi Thalib berakhirlah masa pemerintahan Khulafa’
al-Rasyidin dan digantikan oleh Dinasti Umayyah. Pada masa ini Islam telah
meluas sampai ke Afrika Utara bahkan ke Spanyol. Perluasan daerah kekuasaan ini
diikuti oleh ulama dan guru atau pendidik. Akibatnya terjadi pula perluasan
pusat-pusat pendidikan yang tersebar di kota-kota besar.
Karena Alqurandan Hadist
banyak mengandung arti umum, maka para ahli hukum Islam, menggunakan ijtihad
untuk menetapkan hukum tersebut. Ijtihad ini terasa sekali kebutuhannya setelah
wafatnya Nabi SAW dan beranjaknya Islam mulai ke luar tanah Arab.
Ijtihad di bidang
pendidikan ternyata semakin perlu sebab ajaran Islam yang terdapat dalam
Alquran dan Hadist bersifat pokok-pokok. Sejak diturunkan ajaran Islam sampai
wafatnya Nabi Muhammad SAW, Islam telah tumbuh dan berkembang melalui ijtihad
yang dituntut oleh perubahan situasi dan kondisi sosial yang tumbuh dan
berkembang pula.
e. Kemasyarakatan
Masyarakat mempunyai
andil yang sangat besar terhadap pendidikan anak-anak. Masyarakat merupakan
penyuruh kebaikan dan pelarang kemungkaran, dan masyarakat pun dapat melakukan
pembinaan melalui pengisolasian, pemboikotan, pemutus hubungan
kemasyarakatan.
Pendidikan kemasyarakatan
dapat dilakukan melalui kerja sama yang utuh karena bagaimanapun masyarakat
muslim adalah masyarakat yang satu padu, atau dengan kata lain pendidikan
kemasyarakatan bertumpu pada landasan afeksi kemasyarakatan, khususnya rasa
saling mencintai.
2.
Dasar Operasional
Dasar operasional adalah
dasar yang mengatur secara langsung pelaksanaan pendidikan agama di
sekolah-sekolah. Sesuai dengan UU Nom 20 tentang Sisdiknas bahwa Dasar-dasar
operasional juga mempunyai bermacam-macam bentuk yang dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Dasar Historis.
Sejarah dianggap sebagai
salah satu faktor budaya yang paling penting yang telah dan tetap mempengaruhi
filsafat pendidikan, baik dalam tujuan maupun sistemnya pada masyarakat manapun
juga. Kepribadian nasional, misalnya yang menjadi dasar filsafat pendidikan di
berbagai masyarakat haruslah berlaku jauh ke masa lampau, walaupun
sistem-sistemnya adalah hasil dari pemerintahan revolusioner, yang didirikannya
dengan sengaja untuk mengembangkan dan memperbaiki pola-pola warisan budaya
dari umat dan rakyat.
Kandell sebagaimana
dikutip Hasan Langgulung, berkata, bahwa pendidikan perbandingan (yang
menitikberatkan pada identitas nasional dalam sistem pendidikan) dan sejarah
pendidikan: “Berusaha menyingkap kekuatan-kekuatan dan faktor-faktor yang
berdiri di belakang sistem-sistem pendidikan di setiap masyarakat.” Oleh sebab
itu: “Dapatlah dianggap pendidikan perbandingan itu sebagai kelanjutan sejarah
pendidikan sampai hari ini.”
b. Dasar Sosial
Banyak aspek sosial yang
mempengaruhi pendidikan, baik dari segi konsep, teori, dan pelaksanaannya.
Dimensi-dimensi sosial yang biasanya tercakup dalam aspek sosial ini adalah
fungsi-fungsi sosial yang dimainkan oleh pendidikan seperti pewarisan budaya
yang dominan pada kawasan-kawasan tertentu di suatu lembaga pendidikan, seperti
sekolah, faktor-faktor organisasi dari segi birokrasi, dan sistem pendidikan
sendiri.
Dalam usaha kita untuk
menganalisa masalah pendidikan dari segi sosial kita dapat mengajukan soal-soal
kepada empat aspek sosial pendidikan itu sekaligus atau kita pusatkan pada
salah satu aspek saja tetapi tidak mengabaikan aspek-aspek yang lain, misalnya
sejauhmana penerapan nilai-nilai Islam itu berkesan dalam menumbuhkan
sifat-sifat keberanian, patriotisme, kejujuran, dan lain-lain memperkuat
pertahanan masyarakat.
c. Dasar Ekonomi
Ekonomi dan pendidikan
selalu bergandengan sejak zaman dahulu kala. Ahli-ahli ekonomi sejak dahulu,
begitu pula pencipta-pencipta sains telah mengakui pentingnya peranan yang
dimainkan oleh pendidikan dalam pertumbuhan pengetahuan manusia belakangan ini
untuk perkembangan ekonomi. Namun baru belakangan ini suatu disiplin ilmu yang
khusus untuk itu diciptakan.
Dalam bidang ekonomi,
yang sangat releven dengan pendidikan biasanya adalah hal-hal yang berkenaan
dengan investmen dan hasilnya. Artinya kalau modal ditanam sekian, berapa
banyak nanti keuntungan yang diharapkan dari itu.
Kalau dalam pendidikan
Islam telah meletakkan dasar-dasar yang menjadi tapak tempat berdirinya
pendidikan Islam itu, maka juga dalam ekonomi Islam telah meletakkan
dasar-dasar pokok tempat ekonomi Islam itu berdiri.
d) Dasar Politik dan
Administrasi
Membicarakan soal politik
dan administrasi dalam pendidikan sama halnya membicarakan soal ideologi.
Sepanjang sejarah Islam antara politik, administrasi, dan ideologi selalu
sejalan dan saling membantu satu sama lain menuju tujuan bersama.
e) Dasar Psikologis
Seperti yang kita ketahui
bahwa salah satu fungsi pendidikan adalah pemindahan nilai-nilai, ilmu dan
keterampilan dari generasi tua ke generasi muda untuk melanjutkan dan
memelihara identitas masyarakat tersebut. Dalam pemindahan nilai-nilai, ilmu,
dan keterampilan inilah psikologi memegang peranan yang sangat penting.
Jadi, hubungan psikologi
dengan pendidikan adalah bagaimana budaya, keterampilan, dan nilai-nilai
masyarakat dipindahkan, dalam istilah psikologinya dipelajari (learned), dari
generasi tua ke generasi muda supaya identitas masyarakat terpelihara.
f) Dasar Filosofis
Filsafat pendidikan
merupakan titik permulaan dalam proses pendidikan, juga menjadi tulang punggung
kemana bagian-bagian yang lain dalam pendidikan itu bergantung dari segi
tujuan-tujuan pendidikan, kurikulum, metode mengajar, penilaian, administrasi,
alat-alat mengajar, dan lain-lain. aspek pendidikan yang bergantung pada filsafat
pendidikan yang memberinya arah, menunjuk jalan yang akan dilaluinya dan
meletakkan dasar-dasar dan prinsip-prinsip tempat tegaknya.
B. Ruang Lingkup Pendidikan Islam
Dalam usaha kita untuk
menganalisa masalah pendidikan sesuai dengan Sadar operasional yang telah kita
uraikan diatas maka Ruang lingkup Pendidikan Islam memiliki cakupan yang cukup
luas karena banyak sekali yang terlibat dalam proses pendidikan Islam baik
secara langsung maupun tidak langsung. Ruang lingkup Pendidikan Islam secara garis
besar meliputi :
a. Pebuatan mendidik itu
sendiri
Yang dimaksud dengan
perbuatan mendidik itu sendiri adalah apa saja yang dilakukan oleh pendidik
atau siswa didik dalam proses pendidikan itu terjadi.
b. Anak didik
Anak didik merupakan
obyek pokok dari pendidikan, karena bersifat selalu membutuhkan bantuan orang
lain, yang selalu menggantungkan orang lain.
c. Dasar dan tujuan
Pendidikan Islam
Yaitu landasan sebagai
sumber dari kegiatan pendidikan Islam, hal ini dilakukan dalam rangka
mengarahkan anak supaya memiliki karakter dan berkepribadian muslim yang
bertakwa kepada Allah SWT.
d. Pendidik
Yaitu orang yang menjadi
subyek dari pelaksanaan pendidikan, harus memiliki kualitas iman dan takwa
serta bisa dijadikan figure karena akhlaknya yang luhur.
e. Materi Pendidikan
Islam
Bahan-bahan atau
pengalaman-pengalamanpelajaran yang disusun kurikulum dan dijabarkan dalam
Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP).
f. Metode Pendidikan
Islam
Cara-cara bagaimana
pendidik menyajikan sebuah materi pendidikan kepada anak didik, supaya materi
yang disampaikan oleh pendidik itu mudah diterima dengan baik dan memiliki
kesan dalam diri anak.
g. Evaluasi Pendidikan
Evaluasi merupakan cara
untuk mengetahui kemampuan siswa didik dalam penguasaan materi atau hasil
belajar siswa. Adapun jenis dari evaluasi yaitu evaluasi formatif, sumatif,
middle semester, cawu, THB, EBTA.
h. Alat-alat Pendidikan
Islam
Langkah-langkah atau
tindakan-tindakan guna menjaga kelangsungan pekerjaan mendidik. Dapat berupa
alat pendidik preventif atau alat pendidik represif.
Yang merupakan suatu
keadaan-keadaan yang ikut berpengaruh dalam pelaksanaan serta hasil pendidikan
islam. Yang dimaksud dengan lingkungan pendidikan Islam di sini ialah
keadaan-keadaan yang ikut berpengaruh dalam pelaksanaan serta hasil pendidikan
Islam. Lingkungan pendidikan sangat besar pengaruhnya dalam membentuk
kepribadian anak didik, oleh karena itu hendaklah diupayakan agar lingkungan
belajar senantiasa tercipta sehingga mendorong anak didik untuk lebih giat
belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Burhan Shomad, Drs.
1981. Beberapa Persoalan dalam Pendidikan Islam. Bandung. PT. Al Ma’arif
Al Ghilayyini,
Musthofa.1948. Idhotun Nashihin. Shaida. Mathba’ah Ashriyah
Mujib, Abdul. 2006. Ilmu
Pendidikan Islam.Jakarta : Kencana Prenada Media
http://stitattaqwa.blogspot.com/2012/07/dasar-das