Muhammad Thoyyibul Azhar: materi filsafat

Translate

Tuesday, 12 February 2019

materi filsafat



BAB  I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Filsafat adalah berfikir sedalam-dalamnya trhadap segala sesuatu sampai kepada inti persoalan.Filasafat berasal dari kata yunani yang tersusun dari dua kata yaitu philos dan Sophia.Philos berarti senang,gemar atau cinta, sedangkan shopia berarti kebijaksanaan. Dengan begitu filsafat dapat diartikan sebagai suatu kecintaan kepada kebijaksanaan.
Selain itu Fisafat juga mempunyai subjek dan objek  yang sangat berperan penting bagi filsafat tersebut.
Filsafat juga disebut dengan berfikir ilmiah, hal ini digunakan untuk bias mengupas hal-hal yang bekanaan dengan ke-filsafatan.
Oleh sebab itu, pemakalah ingin menyampaikan tentang definisi filsafat, subjek dan objek fisafat, serta fisafat adalah berfikir ilmiah.

B.  Rumusan Masalah
1.  Apakah definisi filsafat?
2.  Apa yang dimaksud subjek filsafat dan objek filsafat?
3.    Apa yang dimaksud filsafat sebagai berfikir ilmiah?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui definisi filsafat
2. Mengetahui arti dari subjek dan objek filsafat
3.  Mengetahui apa yang dimaksud filsafat sebagai berfikir ilmiah





BAB II
RINGKASAN MATERI
A. FILSAFAT
1. Defenisi Filsafat
Filsafat adalah berfikir sedalam-dalamnya trhadap segala sesuatu sampai kepada inti persoalan.Filasafat berasal dari kata yunani yang tersusun dari dua kata yaitu philos dan Sophia.Philos berarti senang,gemar atau cinta, sedangkan shopia berarti kebijaksanaan. Dengan begitu filsafat dapat diartikan sebagai suatu kecintaan kepada kebijaksanaan.
Kata lain dari filsafat adalah hakikat dan hikmah, jadi apabila ada orang yang mengatakan ,”Apa hikmah dari semua ini?”, berarti mencari latar belakang terdalam kejadian dengan kajian secara filsafati, yaitu apa, bagaimana dan mengapa sesuatu itu terjadi, yang dalam filsafat disebut ontology, epistimologi dan aksiologi.
Hakikat dan hikmah merupakan dua nama Al-Qur’an , dan dengan demikian kitab suci ini juga berarti filsafat. Oleh karena itu umat islam yang menolak filsafat secara tidak langsung menolak Al-Qur’an itu sendiri yang mengkaji kehidupan ini secara mendalam, bukan paksaan(dogma), dan secara seimbang mendialektikan logika, etika dan estetika.
Misalkan filsafat tentang air, ini bukan hanya sekedar mengetahui bahwa air adalah untuk diminum, atau air harus diletakkan dalam bejana, tetapi juga menguraikan air itu sampai ke substansinya. Dengan begitu filsafat air adalah mempelajari sedalam-dalamnya tentang air.
2. Subjek/ Objek Filsafat
Berfikir merupakan subjek dari filsafat akan tetapi tidak semua berfikir berarti berfilsafat. Subjek filsafat adalah seseorang yang berfikir/ memikirkan hakekat sesuatu dengan sungguh dan mendalam. Objek filsafat dapat dibedakan atas 2 hal :
a. Objek material
Objek material filsafat adalah segala sesuatu yang berwujud, yaitu segala sesuatu yang ada dan mungkin ada, baik materi konkret, fisik, maupun yang material abstrak, psikis. Termasuk pula pengertian abstrak-logis, konsepsional, spiritual, nilai-nilai. Dengan demikian obyek filsafat tak terbatas, yakni segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada. Objek material filsafat adalah segala yang ada. Segala yang ada mencakup ada yang tampak dan ada yang tidak tampak. Objek material yang sama dapat dikaji oleh banyak ilmu lain. Ada yang tampak adalah dunia empiris, sedangkan ada yang tidak tampak adalah alam metafisika. Sebagian filosof membagi objek material filsafat atas tiga bagian, yaitu yang ada dalam alam empiris, yang ada dalam pikiran dan yang ada dalam kemungkinan.
Objek Material filsafat ilmu adalah pengetahuan itu sendiri, yaitu pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara umum. Dalam gejala ini jelas ada tiga hal menonjol, yaitu manusia, dunia, dan akhirat. Objek material filsafat (segala sesuatu yang menjadi masalah filsafat) setidaknya ada 3 persoalan pokok, 1) Hakikat Tuhan, 2) Hakikat Alam, 3) Hakikat Manusia. Maka ada filsafat tentang manusia (antropologi), filsafat tentang alam (kosmologi), dan filsafat tentang akhirat (teologi – filsafat ketuhanan dalam konteks hidup beriman dapat dengan mudah diganti dengan kata Tuhan). Antropologi, kosmologi dan teologi sekalipun kelihatan terpisah akan tetapi saling berkaitan juga, sebab pembicaraan tentang yang satu pastilah tidak dapat dilepaskan dari yang lain. Ada beberapa pengertian objek material filsafat, yaitu:
1)  Segala bentuk pemikiran manusia tentang sesuatu yang ada dan mungkin ada;
2) Segala persoalan pokok yang dihadapi manusia saat dia berpikir tentang dirinya dan tempatnya di dunia;
3) Segala pengetahuan manusia serta apa yang ingin diketahui manusia.
Dalam hal ini permasalahan yang dikaji oleh filsafat meliputi:
1)  Logika ( benar dan salah )
2) Etika ( baik dan buruk )
3) Estetika ( indah dan jelek )
4)  Metafisika (zat dan pikiran )
5) Politik ( organisasi pemerintahan yang ideal).

b. objek formal filsafat
adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objek materialnya. Misalnya objeknya “manusia” yang dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang, di antaranya psikologi, antropologi, sosiologi, dan sebagainya. Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat ilmu pengetahuan, artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatian terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan, seperti apa hakikat ilmu pengetahuan, bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah dan apa fungsi ilmu itu bagi manusia. Problem inilah yang di bicarakan dalam landasan pengembangan ilmu pengetahuan yakni landasan ontologis, epistemologis dan aksiologis. Objek formal filsafat ilmu merupakan sudut pandangan yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan itu, atau sudut dari mana objek material itu disorot.

3. Filsafat adalah Berfikir Ilmiah
            Dalam menghadapi berbagai masalah filsafat, manusia akan menggunakan satu alat yang dinamakan pikiran. Pikiran yang bagaimanakah yang dapat masuk pada bidang filsafat? Yaitu pikiran yang senantiasa bersifat ilmiah. Tidak semua berpikir itu diartikan sebagai berpikir ilmiah. Lantas berpikir ilmiah itu yang bagaimana? Menurut Prof. Mulder, berpikir ilmiah itu adalah berpikir yang mengandung kasiat-kasiat tertentu, yaitu mengabstrahir pokok persoalan, bertanya terus-menerus sampai batas akhir dan berelasi(sistem)
a.       Mengabstrahir pokok persoalan
adalah membuang sifat-sifat yang tampak satu persatu,sehingga tinggallah satu gambaran yang sifatnya universal. Aristoteles,pemikir besar yunani kuno, mengatakan bahwa segala sesuatu mempunyai cara berbeda, yang disebut kategori.Sedangkan darinya (hal yang ada) itu mempunyai sepuluh kategori yaitu substansi, kualitas, kuantitas, relasi, waktu, tempat, keadaan, aksi, passi dan possi. Dengan cara menghilangkan satu persatu dari kategori-kategori itu, maka yang tersisa hanya satu yaitu substansi.
b.      Bertanya terus-menerus sampai batas akhir
adalah pertanyaan yang butul-betul terarah kepada keselesaian akan obyek yang sedanng dipikirkan. Pertanyaan ini disebut juga dengan pertanyaan ilmiah. Pertanyaan ini berjumlah empat, berturut-turut adalah Bagaimana, mengapa, ke mana, dan apa.























BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
1.      Filsafat adalah berfikir sedalam-dalamnya trhadap segala sesuatu sampai kepada inti persoalan.Filasafat berasal dari kata yunani yang tersusun dari dua kata yaitu philos dan Sophia.Philos berarti senang,gemar atau cinta, sedangkan shopia berarti kebijaksanaan. Dengan begitu filsafat dapat diartikan sebagai suatu kecintaan kepada kebijaksanaan.
Kata lain dari filsafat adalah hakikat dan hikmah, jadi apabila ada orang yang mengatakan ,”Apa hikmah dari semua ini?”, berarti mencari latar belakang terdalam kejadian dengan kajian secara filsafati, yaitu apa, bagaimana dan mengapa sesuatu itu terjadi, yang dalam filsafat disebut ontology, epistimologi dan aksiologi.
2.    Berfikir merupakan subjek dari filsafat akan tetapi tidak semua berfikir berarti berfilsafat. Subjek filsafat adalah seseorang yang berfikir/ memikirkan hakekat sesuatu dengan sungguh dan mendalam.
3.     Dalam menghadapi berbagai masalah filsafat, manusia akan menggunakan satu alat yang dinamakan pikiran. Pikiran yang bagaimanakah yang dapat masuk pada bidang filsafat? Yaitu pikiran yang senantiasa bersifat ilmiah. Tidak semua berpikir itu diartikan sebagai berpikir ilmiah. Lantas berpikir ilmiah itu yang bagaimana? Menurut Prof. Mulder, berpikir ilmiah itu adalah berpikir yang mengandung kasiat-kasiat tertentu, yaitu mengabstrahir pokok persoalan, bertanya terus-menerus sampai batas akhir dan berelasi(sistem
B. Saran
Diharapkan para pelajar dan umumnya pada kita semua, untuk mempelajari ilmu filsafat untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan. Dan mengetahui peranan filsafat. Filsafat sangat berperan penting dalam bidang keilmuan dan sebagai wacana keislaman.
Oleh sebab itu, kita sebaiknya mengetahui secara spesifik definisi filsafat. Agar kita, khususnya mahasiswa tidak salah mengartikan filsafat.

No comments:

Post a Comment

mari berkomentar agar artikel atau yang lain selalu lebih baik

PIDATO AQIQOH BAHASA JAWA

PIDATO AQIQOH BAHASA JAWA Assalamu’alaikum wr.wb Bismillahirrahmanirrahim…. Engkang kaulo hormati hadirin engkang rawuh wont...