Muhammad Thoyyibul Azhar: 2019-03-03

Translate

Friday, 8 March 2019

TEORI-TEORI TENTANG PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN KAITANNYA DENGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM, TEORI TENTANG PENGEMBANGAN METODE PENDIDIKAN AGAMA ISLAM, METODOLOGI PENDIDIKAN ISLAM, MATERI DALAM PROSES PENDIDIKAN ISLAM, PEMBERDAYAAN PENDIDIKAN AGAMA DI SEKOLAH



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sejak manusia menghendaki kemajuan dalam kehidupan, sejak itulah timbul gagasan untuk melakukan pengalihan, pelestarian, dan pengembangan kebudayaan melalui pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka memajukan kehidupan generasi sejalan dengan tuntutan masyarakat.
Hakikat pendidikan itu adalah pembentukan manusia kearah yang dicita-citakan.dengan demikian, pendidikan islam adalah proses pembentukan manusia kearah yang dicita-citakan islam.
Melihat kepada kegiatan pendidikan islam di indonesia, maka dapat dilihat bahwa pendidikan islam tersebut telah banyak memainkan peranannya dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, selain dari itu telah terjadi pula dinamika perkembangan pendidikan islam di indonesia. Salah satu yang sangat strategis dalam dinamika itu adalah masuknya pendidikan islam dalam sistem pendidikan nasional.

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini antara lain ;
1.      Apakah tenaga kependidikan itu ?
2.      Apakah peserta didik itu ?
3.      Teori pendidikan dan pengajaran yang seperti apa yang digunakan dalam pendidikan islam ?
C.    Tujuan
Adapun tujuan kami dalam penulisan makalah ini antara lain ;
1.      Sebagai salah satu tugas presentasi mata kuliah ilmu pendidikan islam semester IIB prodi PAI.
2.      Menambah ilmu pengetahuan tentang proses belajar mengajar dalam pendidikan islam.
3.      Bertukar pendapat tentang proses belajar mengajar dalam pendidikan islam.


BAB II
PEMBAHASAN

A.       TEORI-TEORI TENTANG PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN KAITANNYA DENGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Pendidikan adalah pembinaan anak bangsa. Semua warga negara berhak memperoleh pendidikan. Pendidikan yang berdasarkan prinsip demokrasi pancasila.
Demokrasi pancasila mengajarkan prinsip-prinsip  (1) persamaan; (2)keseimbangan antara hak dan kewajiban; (3) kebebasan yang bertanggung jawab; (4) kebebasan berkumpul dan berserikat; (5) kebebasan mengeluarkan pikiran dan pendapat; (6) kemanusiaan dan keadilan sosial; (7) cita-cita pendidikan nasional.sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan  untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan serta terencana, terarah, dan bekesinambungan.
Dalam undang-undang pasal 1 yang dimaksud dengan unsur- unsur pendidikan adalah sebagai berikut, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Teori pertama yang harus dibangun adalah teori yang berdasarkan dengan tujuan pendidikan islam yaitu bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana. Dengan demikian, agar tujuan dapat dicapai dengan baik, pendidikan memerlukan perencanaan yang matang.
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Oleh karena itu, teori pengembangan pendidikan dan pengajaran perlu menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.lembaga pendidikan yang ada sepantasnya memiliki sarana dan prasarana yang akomodatif dan memadai untuk mendukung sistem pendidikan dan pengajaran yang modern.
Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Dengan demikian, teori pengembangan pendidikan dan pengajaran dalam pendidikan islam sejalan dengan sistem pendidikan nasional, karena tidak ada diskriminasi pendidikan, sebagaimana Madrasah Tsanawiyah sederajat dengan sekolah menengah pertama ( SMP ), Madrasah Aliyah sederajat dengan Sekolah menengah atas (SMA), dan perguruan tinggi seperti Universitas Islam Negeri (UIN atau IAIN), dn perguruan tinggi islam  (PTAIN dan PTAIS), Sekolah Tinggi Islam (STAIN dan STAIS) merupakan pendidikan tinggi yang sederajat dengan pendidikan tinggi pada umumnya, perbedaanya pada bidang kajian masing- masing, sebagaimana perbedaan antara universitas dan institut.
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.dalam hal ini perlu diwujudkan teori pengembangan potensi diri melalui  proses pembelajaran. Teori pengembangan potensi diri dalam pengajaran dimanifestasikan kedalam bentuk pendidikan yang berjenjang.
jenjang pendidikan yang diterapkan merupakan teori pengembangan potensi diri. Selama proses pembelajaran, potensi anak didik akan kelihatan. Oleh karena itu, potensi anak didik harus memperoleh perhatian yang serius  sehingga semua sebab yang berakibat matinya potensi diri harus dilenyapkan.
Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Semua pihak dpat dan wajib terlihat dalam pengembangan pendidikan dan pengajaran. Dengan demikian, yang dapat menjadi tenaga kependidikan adalah seluruh anggota masyarakat, baik dalam pendidikan formal maupun nonformal.
Agar pendidikan dan pengajaran dirasakan oleh seluruh warga negara indonesia , tanpa melihat status ekonomi dan sosial dan menghilangkan buta huruf dan buta tulis yang artinya mengurangi kebodohan sekaligus kemiskinan,pemerintah menetapkan wajib belajar 9 tahun  yaitu program yang harus diikuti warga negara indonesia atas tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah. Pengembangan pendidikan islam juga berkaitan dengan kurikulum, yaitu seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Pengembangan pendidikan islam juga berkaitan dengan kurikulum, yaitu seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum diterapkan dalam proses pembelajaran, yakni proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
keberhasilan pelaksanaan kurikulum dengan menerapkan sistem evaluasi pendidikan. Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian , penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai kompenen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggung jawaban penyelenggara pendidikan.
Salah satu turunan evaluasi pendidikan adalah evaluasi pembelajaran yang berkaitan secara langsung dengan kegiatan pembelajaran para guru terhadap anak didiknya.
Teori pendidikan dan pengajaran , berkaitan dengan pengembangan pendidikan islam adalah sebagai berikut :
1.      Teori yang berkaitan dengan tujuan pendidikan islam dan pengembangannya.
2.      Teori tentang pelaksanaan pendidikan dan pengajaran ( jalur, jenjang, dan jenis pendidikan ).
3.      Teori pengembangan potensi diri dalam pendidikan dan pengajaran ( program belajar 9 tahun ).
4.      Teori lokalisasi pendidikan, yaitu pengembangan potensi kebudayaan lokal dan penerima IPTEK modern demi kemajuan dunia pendidikan.
5.      Teori pengembangan kurikulum yang berbasis pada kemajuan IPTEK, potensi masyarakat dan budaya lokal dan keyakinan serta kepercayaan dalam ajaran agama yang dianut.
6.      Teori pendidikan dan pengajaran yang berbasis kepada pengembangan minat dan bakat anak didik dengan penerapan kurikulum kejuruan.

B.     TEORI TENTANG PENGEMBANGAN METODE PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Metode pendidikan agama islam harus terus dikembangkan agar tujuan pendidikan islam mudah dicapai. Pengembangan pendidikan islam secara teoritis dilakukan dengan cara berikut.
1.         Metode pendidikan demokratis, yaitu pendidikan yang dilakukan dengan cara memberikan kemerdekaan kepada anak didik untuk menentukan pilihan minat dan bakatnya serta mengembangkan pikiran dan pendapatnya sepanjang memberikan dampak positif bagi perkembangan dan kemajuan intelektualitasnya.
2.         Pendidikan dengan hati nurani, yaitu menerapkan pendekatan simpatik dan empati terhadap perkembangan intelektualitas anak didik dan pengalaman pribadi yang diungkap anak didik kepada pendidiknya.
3.         Pendidikan dengan pendekatan rasional, yaitu pmendidik anak dengan ukuran rasio.
4.         Pendidikan dengan pendekatan empiris, yaitu pengembangan metode pendidikan islam didasarkan pada pengalaman para pendidik.
5.         Pendidikan dengan pendekatan naturalistik, yaitu pengembangan metode pendidikan islam yang didasarkan pada perkembangan alamiah anak didik.muhammad Said Ramadan Al-Buwythi menyatakan 3 macam azaz yang dipakai Al-qur’an untuk menanamkan pendidikan, yaitu:
a.      Mahkamah aqliyah, mengetuk akal pikiran untuk memecahkan segala masalah.
b.      Al-Qisas wat-tarikh, menggunakan cerita-cerita dan pengetahuan sejarah sebagai pelajaran bagi kehidupan yang akan datang.
c.       Al-isarah Al-Wildaniyah, memotivasi dan membangkitkan kreativitas anak didik dengan berbagai pendekatan, misalnya pendekatan reward and punishment.
6.         Pendidikan dengan pendekatan basyiran wa naziran, yaitu membangkitkan segala hal yang menggembirakan anak didik, dan memberikan sesuatu yang menimbulkan rasa takut atau melalui ancaman.
7.         Pendekatan keteladanan, yaitu pengembangan metode pendidikan islam dengan contoh utama dari para pendidik sehingga anak didik meniru perilaku positif yang bermanfaat bagi kemajuan intelektualitas dan kebaikan moralitasnya.
Teori pengembangan metode pendidikan islam yang dapat digali dari cara Rasulullah SAW. berperilaku tergambar dari sifat-sifat beliau, sebagai berikut:
1.          Fathanah ( cerdas )
2.          Shidiq ( jujur )
3.          Tablig ( menyampaikan )
4.          Amanah
5.          Qona,ah
Metode yang dikembangkan dalam pendidikan islam disesuaikan dengan tujuan pendidikan islam yang paling subtansial, yaitu sebagai berikut:
1.      Penguatan keimanan kepada Allah SWT
2.      Peningkatan kecerdasan anak didik
3.      Pembinaan akhlakul karimah
4.      Pengembangan minat dan bakat berkaitan dengan kecakapan dan keterampilan ana didik
5.      Pembinaan kemandirian dan rasa tanggung jawab anak didik
6.      Pendewasaan berfikir anak didik yang rasional dan memiliki kepekaan terhadap masalah-masalah sosial
7.      Pembentukan kecerdasan emosional dan spiritual anak didik
Dalam proses pendidikan islam, metode mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan, karena ia menjadi sarana dalam penyampaian materi pelajaran yang tersusun  dalam kurikulum. Tanpa metode, suatu materi pelajaran tidak akan dapat berproses secara efisien dan efektif dalam kegiatan belajar mengajar menuju tujuan pendidikan.
C.    METODOLOGI PENDIDIKAN ISLAM
Metodologi pendidikan adalah suatu ilmu pengetahuan tentang metode yang dipergunakan dalam pekerjaan mendidik. Asal kata “metode” mengandung pengertian “ suatu jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan “. Metodde berasal dari dua kata yaitu meta dan hodos. Meta berarti “ melalui “ , dan “ hodos berarti “ jalan atau cara “ , bila ditambah dengan logi sehingga menjadi metodologi berarti “ ilmu pengetahuan tentang jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Logi berasal dari bahasa greek ( yunani ) logos berarti “akal” atau “pikiran”.
Sebagai suatu ilmu, metodologi merupakan bagian dari perangkat disiplin keilmuan yang menjadi induknya. Metodologi pendidikan islam memiliki tugas dan fungsi memberikan jalan atau cara yang sebaik mungkin bagi pelaksanaan operasional dari ilmu pendidikan islam tersebut. Pelaksanaannya berada dalam ruang lingkup proses kependidikan yang berada di dalam  suatu sistem dan struktur kelembagaan yang diciptakan untuk mencapai tujuan pendidikan islam.
Sebagai komponen ilmu yang menunjang keberhasilan ilmu pengetahuan induknya ( ilmu pendidikan islam ) metodologi pendidikan tidak lain harus sejalan dengan subtansi dan tujuan ilmu pengetahuan induknya. Bilamana antara satu sama lain tidak dapat kesetaraan dengan subtansi dan tujuan maka metodologi pendidikan tersebut tidak dapat melaksanakan tugas dan fungsinya. Keadaan yang demikian akan berakibat pada “ kemandulan “ ilmu pendidikan itu sendiri, dan menyebabkan ilmu tersebut tidak memiliki validitas atau keabsahan sebagai suatu disiplin keilmuan. Akibatnya ilmu pendidikan yang demikian tidak akan dapat berkembang.
Metodologi pendidikan islam dalam penerapannya banyak menyangkut wawasan keilmuan pendidikan yang bersumber pada Al-qur’an dan hadist. Oleh karena itu untuk mendalaminya kita perlu mengungkapkan implikasi-implikasi metodologis kependidikan dalam kitab suci Al-qur,an dan hadist antar lain sebagai berikut :
1.      Gaya bahasa dan ungkapanyang terdapat dalam Al-qur,an menunjukkan fenomena bahwa firman-firman Allah itu mengandung nilai-nilai metodologis yang mempunyai corak dan ragam sesuai tempat dan waktu serta sasaran yang dihadapi.
2.      Dalam memberikan perintah dan larangan ( imperatif dan preventif ) Allah senantiasa memperhatikan kadar kemampuan masing-masing hamba-Nya, sehingga taklif ( beban )-nya berbeda-beda meskipun diberikan tugas yang sama.
3.      Sistem pendekatan metodologis yang dinyatakan dalam Al-qur,an bersifat multi approach yang meliputi antara lain :
a.       Pendekatan religius yang menitikberatkan kepada pandangan bahwa manusia adalah makhluk yang berjiwa religius dengan bakat-bakat keagamaan.
b.      Pendekatan filosofis yang memandang bahwa manusia adalah makluk rasional atau homo rationale.
c.       Pendekatan sosiokultural yang bertumpu pada pandangan bahwa manusia adalah makluk yang bermasyarakat dan berkebudayaan.
d.      Pendekatan scientific yang dititik beratkan pada pndangan bahwa manusia memiliki kemampuan menciptakan,berkemauan, dan merasa.


D.    MATERI DALAM PROSES PENDIDIKAN ISLAM
Salah satu kompenen operasional pendidikan islam adalah kurikulum, ia mengansdung materi yang diajarkan secara sistematis dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pada hakikatnya materi dengan kurikulum mengandung arti sama, yaitu bahan-bahan pelajaran yang disajikan dalam proses kependidikan dalam suatu sistem institusional pendidikan.
Materi-materi yang diuraikan dalam Al-qur’an menjadi bahan-bahan pokok pelajaran yang disajikan dalam proses pendidikan islam, formal maupun nonformal. Oleh karena itu, materi pendidikan islam yang bersumber dari Al-qur’an harus dipahami, dihayati, diyakini, dan diamalkan dalam kehidupan umat islam.
Al-Farabi mengklasifikasikan ilmu-ilmu yang bersumber dari Al-qur’an meliputi sebagai berikut:
1.      Ilmu bahasa
2.      Logika
3.      Sains
4.      Fisika ( ilmu alam ) dan metafisika ( ilmu tentang alam dibalik alam nyata )
5.      Ilmu kemasyarakatan
Klasifikasi sains menurut islam seperti yang disusun Al-Farabi didasarkan pada hierarki ( susunan ) yang telah membentuk sistem matriks dan menjadi latar belakang munculnya sistem pendidikan islam.
Dalam pendidikan islam , kurikulum merupakan bahan- bahan ilmu pengetahuan yang diproses di dalam suatu sistem kependidikan islam . dan juga menjadi salah satu bahan masukan yang mengandung fungsi sebagai alat pencapai tujuan pendidikan islam. Dan menurut sifatnya, kurikulum pendidikan islam  dipandang sebagai cermin idealitas islam yang tersusun dalam bentuk serangkaian program dan konsep dalam pencapaian tujuan pendidikan.
Pengertian kurikulum secara singkat dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan yang harus dilakukan bersama oleh guru dan anak didik, yang mengandung makna pedagogis baik dalam institusi formal maupun nonformal.dengan demikian , kurikulum pendidikan islam mengandung arti sebagai suatu rangkaian program yang mengarahkan kegiatan belajar-mengajar secara terencana, sistematis, dan mencerminkan cita-cita para pendidik sebagai pembawa norma islami.
E.     PEMBERDAYAAN PENDIDIKAN AGAMA DI SEKOLAH
Pendidikan agama adalah hak peserta didik, kedudukan pendidikan agama sangat penting. Pendidikan agama dikelompokkan kepada pendidikan yang wajib diberikan kepada seluruh  peserta didik sesuai dengan agama yang dianutnya. Pendidikan agama itu dilaksanakan untuk mencapai terwujudnya tujuan pendidikan nasional pada aspek beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
Bila dikaitkan dengan tujuan pendidikan islam, maka pendidikan agama mestilah mampu mengantarkan seorang peserta didik kepada terbinanya setidaknya tiga aspek :
1.      Aspek keimanan mencakup seluruh arkanul iman
2.      Aspek ibadah mencakup arkanul islam
3.      Aspek akhlak mencakup seluruh akhlaqul karimah
Dalam operasionalnya, pedidikan agama disekolah-sekolah umum diatur oleh Menteri Agama dan Menteri Agama dan Menteri pendidikan Nasional, mulai dari tingkat pendidikan dasar sampai perguruan tinggi.
Beberapa asumsi problema pendidikan agama disekolah umum antara lain :
1.      Peserta didik
Peserta didik berasal dari lingkungan keluarga yang beraneka ragam tingkat pemahaman, pengamalan, serta penghayatan agama.
2.      Pendekatan kognitif
Pendekatan ini adalah pendekatan yang paling mudah dilakukan oleh seorang guru, dan paling sering dilakukan oleh sekolah-sekolah dalam pendidikan agama.
3.      Pendekatan parsial
4.      Sarana dan fasilitas
Pendidikan agama sebagaimana pendidikan lainnya juga membutuhkan sarana dan fasilitas.

5.      Evaluasi
Evaluasi yang berorientasi terhadap penilaian kognitif semata sudah harus diubah kepada evaluasi yang berorientasi kepada penilaian afektif dan psikomotorik.
Guru adalah salah satu diantara faktor pendidikan yang memiliki peranan yang paling strategis, sebab gurulah sebetulnya ‘ pemain ‘ yang paling menentukan di dalam terjadinya proses belajar mengajar. Di tangan guru yang cekatan fasilitas dan sarana yang kurang memadai dapat diatasi, tetapi sebaliknya di tangan guru yang kurang cakap, sarana dan fasilitas yang canggih tidak banyak memberi manfaat.
Maka langkah pertama yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas pendidikan adalah dengan memperbaiki kualitas tenaga pendidiknya terlebih dahulu. Disyaratkan lulusan S- 1 merupakan syarat minimal pendidikan guru, ini merupakan bagian dari upaya guna meningkatkan kualitas guru.




   


















                         
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat kami simpulkan ;
    Dalam proses pendidikan islam, tujuan merupakan sasaran ideal yang hendak dicapai dalam program dan proses dalam produk kependidikan islam.
Dengan memperhatikan kekhususan tugas pendidikan islam yang meletakkan faktor pengembangan fitrah anak didik, nilai-nilai agama dijadikan landasan kepribadian anak didik yang dibentuk melalui proses itu maka idealitas islam yang telah terbentuk dan menjiwai pribadi anak didik tidak dapat diketahui oleh pendidik muslim, tanpa melalui proses evaluasi
     Evaluasi dalam pendidikan islam merupakan cara atau teknik penilaian terhadap tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan dari seluruh aspek-aspek kehidupan mental-psikologis dan spiritual-religius.

B.     SARAN
Pendidikan dalam agama islam sangatlah penting, terutama pendidikan agama islam, karena pendidikan agama ini adalah modal dasar dalam pembentukan karakter anak didik.oleh sebab itu pendidikan agama ini digunakan sebagai media untuk menuju pendidikan yang lebih baik.



DAFTAR PUSTAKA

Hasan basri, dkk. 2010. Ilmu pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia.
H.M Arifin. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara.

               

PIDATO AQIQOH BAHASA JAWA

PIDATO AQIQOH BAHASA JAWA Assalamu’alaikum wr.wb Bismillahirrahmanirrahim…. Engkang kaulo hormati hadirin engkang rawuh wont...