Muhammad Thoyyibul Azhar: PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK, KEUNIKAN PADA ANAK,MAKNA REMAJA,KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN PADA REMAJAKARAKTERISTIK PERKEMBANGAN PADA REMAJA

Translate

Wednesday, 6 March 2019

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK, KEUNIKAN PADA ANAK,MAKNA REMAJA,KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN PADA REMAJAKARAKTERISTIK PERKEMBANGAN PADA REMAJA



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
              Pada umumnya remaja didefinisikan sebagai masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Setiap tahap perkembangan manusia biasanya dibarengi dengan berbagai tuntutan psikologis yang harus dipenuhi, demikian pula pada masa remaja. Sebagian besar pakar psikologi setuju, bahwa jika berbagai tuntutan psikologis yang muncul pada tahap perkembangan manusia tidak berhasil dipenuhi, maka akan muncul dampak yang secara signifikan dapat menghambat kematangan psikologisnya di tahap-tahap yang lebih lanjut.
              Dalam makalah yang kami buat ini kami membahas tentang karatteristik perkembangan peserta didik pada masa remaja dilihat dari aspek perkembangan fisik, perkembangan kognitif, perkembangan moral, perkembangan social dan masih banyak lagi.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud psikologi perkembangan anak ?
2.      Apa saja keunikan pada anak ?
3.      Apa yang dimaksud  remaja ?
4.      Apa saja karakteristik perkembangan pada masa remaja?

C.    TUJUAN
Adapun tujuan kami dalam penulisan makalah ini adalah;
1.    Sebagai salah satu tugas presentasi mata kuliah Psikologi Perkembangan.
2.    Menambah pengetahuan tentang karakteristik perkembangan setiap anak
3.    Memahami tentang keunikan anak.
4.    Bertukar pendapat tentang perkembangan anak.



                   



BAB II
PEMBAHASAN

A.    PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK
Salah satu tingkat peradaban tertinggi yang dimiliki oleh manusia adalah bahasa. Bahasa menjadi identitas individu dan merupakan sarana penting untuk berkomunikasi antar-manusia. Berbahasa merupakan proses yang kompleks dan berkembang melalui tahap-tahap tertentu dalam usia manusia. Proses manusia dalam berbahasa telah dimulai sejak masih menjadi seorang bayi. Dalam tahap tersebut komunikasi dijalin melalui isyarat-isyarat seperti gerakan tangan, kaki, tangisan dan ekspresi wajah tanpa menggunakan bahasa sehingga masa ini disebut sebagai masa prabahasa pada bayi. Proses yang terjadi dalam masa prabahasa bayi mempengaruhi kemampuan bayi untuk berbahasa pada usia-usia selanjutnya. Optimalisasi dalam masa prabahasa melalui peran orangtua dalam menanggapi komunikasi bayi sehingga bayi senantiasa memiliki stimulus untuk mengembangkan kemampuan berbicaranya karena ada rangsangan pada otak yang bertanggungjawab dalam kemambuan bahasa. Disamping itu, peran orangtua dengan menggunakan bahasa isyarat terhadap bayi mampu mengoptimalkan perkembangan bicara dan bahasa pada bayi.
Akan tetapi dalam kenyataannya orangtua kurang menyadari pentingnya optimalisasi dalam masa prabahasa serta peran lingkungan sekitar bayi termasuk orangtua dan orang-orang yang tinggal disekitar bayi dalam mendukung kemampuan berbahasa bayi pada usia-usia selanjutnya. Orang-orang disekitar bayi enggan melakukan terlalu banyak interaksi dan komunikasi serta tidak mengajarkan bahasa isyarat sehingga bayi tidak mendapatkan stimulus untuk mendukung perkembangan otaknya dan pada akhirnya kemampuan berbahasa pada bayi terhambat.
Berdasarkan hal tersebut, penulis melakukan studi lebih lanjut mengenai masa prabahasa bayi serta pentingnya peran orangtua dalam masa tersebut untuk mendukung perkembangan kemampuan berbahasa anak pada tahap berikutnya agar anak tidak mengalami keterlambatan dalam berbicara mengingat masa prabahasa merupakan masa penting dalam perkembangan bahasa dan bicara.
Tahapan Perkembangan Bahasa Pada Anak secara Umum:
  1. Reflexsive Vocalization
Jadi, bayi menangis bukan karena ia memang ingin menangis tetapi hal tersebut dilakukan tanpa ia sadari.
  1. Babling
Pada usia lebih dari 3 minggu, ketika bayi merasa lapar atau tidak nyaman ia akan mengeluarkan suara tangisan. Berbeda dengan sebelumnya, tangisan yang dikeluarkan telah dapat dibedakan sesuai dengan keinginan atau perasaan si bayi.
  1. Lalling
Di usia 3 minggu sampai 2 bulan mulai terdengar suara-suara namun belum jelas. Bayi mulai dapat mendengar pada usia 2 s/d 6 bulan sehingga ia mulai dapat mengucapkan kata dengan suku kata yang diulang-ulang, seperti: “ba….ba…, ma..ma….”
  1. Echolalia
Di tahap ini, yaitu saat bayi menginjak usia 10 bulan ia mulai meniru suara-suara yang di dengar dari lingkungannya, serta ia juga akan menggunakan ekspresi wajah atau isyarat tangan ketika ingin meminta sesuatu.


  1. True Speech
Bayi mulai dapat berbicara dengan benar. Saat itu usianya sekitar 18 bulan atau biasa disebut batita. Namun, pengucapannya belum sempurna seperti orang dewasa.
Perkembangan bahasa anak dilihat dari pemerolehan bahasa menurut komponen-komponennya, sebagai berikut :
1.      Perkembangan Pragmatik
Perkembangan komunikasi anak sesungguhnya sudah dimulai sejak dini, pertama-tama dari tangisannya bila bayi merasa tidak nyaman, misalnya karena lapar, popok basah. Dari sini bayi akan belajar bahwa ia akan mendapat perhatian ibunya atau orang lain saat ia menangis sehingga kemudian bayi akan menangis bila meminta orang dewasa melakukan sesuatu buatnya.
–       Pada usia 3 minggu, bayi tersenyum saat ada rangsangan dari luar, misalnya wajah seseorang, tatapan mata, suara, dan gelitikan. Ini disebut senyum sosial.
–       Pada usia 12 minggu, mulai dengan pola dialog sederhana berupa suara balasan bila ibunya memberi tanggapan.
–       Pada usia 2 bulan, bayi mulai menanggapi ajakan komunikasi ibunya.
–       Pada usia 5 bulan, bayi mulai meniru gerak gerik orang, mempelajari bentuk ekspresi wajah.
–       Pada usia 6 bulan, bayi mulai tertarik dengan benda-benda sehinga komunikasi menjadi komunikasi ibu, bayi, dan benda-benda.
–       Pada usia 7-12 bulan, anak menunjuk sesuatu untuk menyatakan keinginannya. Gerak-gerik ini akan berkembang disertai dengan bunyi-bunyi tertentu yang mulai konsisten. Pada masa ini sampai sekitar 18 bulan, peran gerak-gerik lebih menonjol dengan penggunaan satu suku kata.
–       Pada usia 2 tahun,  anak kemudian memasuki tahap sintaksis dengan mampu merangkai kalimat dua kata, bereaksi terhadap pasangan bicaranya dan masuk dalam dialog singkat. Anak mulai memperkenalkan atau merubah topik dan mulai belajar memelihara alur percakapan dan menangkap persepsi pendengar. Perilaku ibu yang fasilitatif akan membantu anaknya dalam memperkenalkan topik baru.
2.      Perkembangan Semantik
Karena faktor lingkungan sangat berperan dalam perkembangan semantik, maka pada umur 6-9 bulan anak telah mengenal orang atau benda yang berada di sekitarnya. Leksikal dan pemerolehan konsep berkembang pesat pada masa prasekolah. Terdapat indikasi bahwa anak dengan kosa kata lebih banyak akan lebih popular di kalangan teman-temannya. Diperkirakan terjadi penambahan lima kata perhari di usia 1,5 sampai 6 tahun. Pemahaman kata bertambah tanpa pengajaran langsung orang dewasa. Terjadi strategi pemetaan yang cepat diusia ini sehingga anak dapat menghubungkan suatu kata dengan rujukannya.
3.      Perkembangan Sintaksis
Susunan sintaksis paling awal terlihat pada usia kira-kira 18 bulan walaupun pada beberapa anak terlihat pada usia 1 tahun bahkan lebih dari 2 tahun. Awalnya berupa kalimat dua kata. Rangkaian dua kata, berbeda dengan masa “kalimat satu kata” sebelumnya yang disebut masa holofrastis. Kalimat satu kata bisa ditafsirkn dengan mempertimbangkan konteks penggunaannya. Hanya mempertimbangkan arti kata semata-mata tidaklah mungkin kita menangkap makna dari kalimat satu kata tersebut. Peralihan dari kalimat satu kata menjadi kalimat yang merupakan rangkaian kata terjadi secara bertahap. Pada waktu kalimat pertama terbentuk yaitu penggabugan dua kata menjadi kalimat, rangkaian kata tersebut berada pada jalinan intonasi. Jika kalimat dua kata memberi makna lebih dari satu maka anak membedakannya dengan menggunakan pola intonasi yang berbeda. Perkembangan pemerolehan sintaksis meningkat pesat pada waktu anak menjalani usia 2 tahun dan mencapai puncaknya pada akhir usia 2 tahun.

4.      Perkembangan Morfologi
Periode perkembangan ditandai dengan peningkatan panjang ucapan rata-rata yang diukur dalam morfem. Panjang rata-rata ucapan, mean length of utterance (MLU) adalah alat prediksi kompleksitas bahasa pada anak yang berbahasa Inggris. MLU sangat erat berhubungan dengan usia dan merupakan prediktor yang baik untuk perkembangan bahasa. Dari usia 18 bulan sampai 5 tahun MLU meningkat kira-kira 1,2 morfem per tahun. Penguasaan morfem mulai terjadi saat anak mulai merangkai kata sekitar usia 2 tahun. Beberapa sumber yang membahas tentang morfem dalam kaitannya dengan morfologi semuanya merupakan Bahasa Inggris yang sangat berbeda dengan Bahasa Indonesia.
5.      Perkembangan Fonologi
Perkembangan fonologi melalui proses yang panjang dari dekode bahasa. Sebagian besar konstruksi morfologi anak akan tergantung pada kemampuannya menerima dan memproduksi unit fonologi. Selama usia prasekolah, anak tidak hanya menerima inventaris fonetik dan sistem fonologi tapi juga mengembangkan kemampuan menentukan bunyi mana yang dipakai untuk membedakan makna.
B.     KEUNIKAN PADA ANAK
Ada yang cepat berbicara ada pula yang membutuhkan waktu agak lama. Sebaiknya ibu dapat membantu perkembangannya dengan cara memberikan stimulasi yang disesuaikan dengan keunikan anak di usia tertentu:
Pada usia bayi 0-2 bulan, sering-seringlah mengajak mereka berkomunikasi pada segala suasana, pada saat menidurkan, menyusui, memakaikan baju. Berbicaralah dengan intonasi yang lembut, dan jangan mengabaikan tangisannya, karena itulah cara mereka berkomunikasi untuk yang pertama kalinya.
Pada usia 2-6 bulan, sering-seringlah mengajak mereka berbicara dengan menggunakan intonasi yang berbeda-beda, dan juga ekspresi wajah yang menyenangkan. Ajaklah mereka menyanyikan lagu-lagu yang berirama riang dan lakukanlah berulang-ulang, dan jangan lupa untuk mengajak mereka bercanda.
Pada usia 6-12 bulan, berbicaralah dengan kata-kata yang sederhana dengan intonasi dan pengucapan yang jelas, karena kelak mereka akan menirukannya. Berbicaralah sambil diikuti gerakan, agar mereka lebih mudah memahami arti kata dan korelasinya. Kenalkan pula mereka dengan berbagai macam suara, suara binatang, pesawat, mobil, dan lain sebagainya.
Pada usia 12-18 bulan, berikanlah pilihan kepada mereka, tawarkan warna baju yang ingin dipakai, pilihan makanan yang diinginkan. Jangan lupa untuk mengajak mereka membaca, bacakan buku cerita sederhana yang mempunyai banyak gambar dan warna-warna yang cerah.
C.    MAKNA REMAJA
              Remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”. Perkembangan lebih lanjut, istilah adolescence sesungguhnya memiliki arti mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock,1991). Pandangan tersebut didukung oleh Piaget (Hurlock,1991) yang menyatakan bahwa secara psilologis remaja adalah suatu usia di mana anak tidak merasa berada di bawah tingkat yang lebih tua, melainkan merasa sama atau paling tidak sejajar.[1][1]
              Selain itu, remaja memiliki keunikan-keunikan yang terletak pada individu-individunya. Tampak jelas bahwa para remaja dari keluarga sama memperlihatkan perbedaan-perbedaan dalam besar badan, intelegensi, minat dan sifat sosial. Para remaja dari kelas sosial yang satu berbeda dengan para remaja dari kelas yang lain dalam sikap dan cita-citanya. Pendeknya, beberapa keunikan para remaja terletak dalam individualitasnya, bukan pada masa remajanya.
Adapun ciri-ciri atau karakteriskik remaja antara lain :[2][2]
·         Perkembangan seksual
·         Emosi yang meluap-luap
·         Mulai tertarik kepada lawan jenis
·         Kegelisahan
·         Pertentangan
·         Aktifitas kelompok
·         Keinginan mencoba segala sesuatu

D.    KARAKTERISTIK  PERKEMBANGAN PADA REMAJA
a.       Perkembangan fisik
Masa remaja merupakan salah satu diantara dua masa rentang kehidupan individu dimana terjadi pertumbuhan fisik yang sangat pesat. Masa pertama terjadi pada fase prenatal dan bayi. Bagian-bagian tubuh tertentu pada tahun-tahun permulaan kehidupan secara proporsional terlalu kecil, namun pada masa remaja proporsionalnya menjadi terlalu besar, karena terlebih dahulu mencapai kematangan dari pada bagian-bagian yang lain. Hal yang paling jelas terlihat pada hidung, kaki dan tangan. Pada masa remaja akhir proporsi tubuh individu mencapai proporsi tubuh orang dewasa dalam semua bagiannya.
b.      Perkembangan kognitif (intelektual)
Pada usia 12-20 tahun proses pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan. Pada usia 16 tahun berat otak sudah menyamai orang dewasa. Pada masa remaja terjadi reorganisasi lingkaran syaraf Lobe frontal yang berfungsi sebagai kegiatan kognitif tingkat tinggi yaitu kemampuan merumuskan perencanaan strategis atau mengambil keputusan. Lobe frontal ini berkembang sampai usia 20 tahun lebih dan sangat berpengaruh pada kemampuan intelektual remaja,seperti halnya anak usia 12 tahun  walaupun secara intelektual remaja tersebut berbakat namun belum bijaksana.
c.       Perkembangan emosi
Pada masa remaja merupakan puncak emosionalitas yaitu perkembangan emosi yang tinggi. Pertumbuhan fisik serta organ-organ seksual yang mempengaruhi berkembangnya emosi atau perasaan dan dorongan-dorongan baru yang dialami sebelumnya seperti perasaan cinta ,rindu dan keinginan untuk berkenalan lebih intim dengan lawan jenis. Pada remaja awal perkembangan emosinya menunjukan sifat sensitive dan reaktif terhadap peristiwa atau situasi sosial, emosinya bersifat negative dan temperamental. Sedang remaja akhir sudah bias mengendalikan emosinya.
d.      Perkembangan Sosial
              Pada masa remaja berkembang “social cognition” yaitu kemampuan untuk memahami orang lain. Remaja memahami orang lain sebagai individu yang unik ,baik menyangkut sifat-sifat pribadi minat nilai-nilai maupun perasaannya. Pemahamannya , mendorong remaja untuk menjalin hubungan sosial yang lebih akrab dengan teman sebaya, baik melalui persahabatan maupun percintaan. Dalam hubungan persahabatan , remaja memilih teman yang memiliki kualitas psikologisnya relative sama dengan dirinya, baik menyangkut interes, sikap, nilai maupun kepribadian. Pada masa ini juga remaja cenderung mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, hobby dan juga keinginan orang lain.
e.       Perkembangan Moral
Pada masa ini muncul dorongan untuk melakukan perbuatan yang dinilai baik oleh orang lain. Keberagaman tingkat moral remaja disebabkan karena faktor penentuannya yang beragam juga. Salah satu yang mempengaruhi adalah orangtua.
f.       Perkembangan kepribadian
              Sifat-sifat kepribadian mencerminkan perkembangan fisik, seksual,  emosional, sosial, kognitif dan nilai-nilai. Pada masa remaja paling penting bagi pengembangan dan integrasi kepribadian. Faktor-faktor dan pengalaman baru yang tampak terjadinya perubahan kepribadian pada masa meliputi remaja:
a.       Perolehan pertumbuhan fisik yang menyerupai masa dewasa.
b.      Kematangan seksual yang disertai dengan dorongan-dorongan dan emosi baru.
c.       Kesadaran terhadap diri sendiri, keinginan untuk mengarahkan diri dan mengevaluasi diri   kembali tentang standar (norma), tujuan dan cita-cita.
d.      Kebutuhan akan persahabatan yang bersifat heteroseksual ,berteman dengan pria maupun wanita.
Masa remaja merupakan saat berkembangnya identity (jati diri). Perkembangan “identity” merupakan isu sentral pada masa remaja yang memberikan dasar bagi masa dewasa. Erikson meyakini bahwa perkembangan identity pada masa remaja berkaitan erat dengan komitmen terhadap okupasi masa depan.
Dalam mengolaborasi teori Erikson tentang identity remaja , James Marcia dkk. Mengemukan bahwa ada empat alternative bagi remaja dalam menguji diri dan pilihan-pilihannya yaitu sebagai berikut.[3][4]
a.       Identity Achievement, yang berarti bahwa setelah remaja memahami pilihan yang realistik , maka dia harus membuat pilihan dan berprilaku sesuai dengan pilihannya.
b.       Identity Foreclosure, menerima pilihan orangtua tanpa mempertimbangkan pilihannya.
c.       Identity Diffusion yang berarti kebingungan tentang siapa dirinya dan mau apa dalam hidupnya.
d.       Moratorium, penundaan dalam komitmen remaja terhadap pilihan-pilihan aspek pribadi atau okupasi. Dalam hal ini Erikson menyadari bahwa remaja dalam masyarakat yang kompleks mengalami krisis identitas atau periode moratorium dan kebingungan yang temporer.
g.      Perkembangan kesadaran beragama
Untuk memperoleh kejelasan tentang kesadaran beragama remaja dapat disimak sebagai berikut:
a)      Masa remaja awal (sekitar usia 13-16 tahun)
Pada masa ini kepercayaan kepada tuhan kadang-kadang sangat kuat ,akan tetapi kadang sangat berkurang. Hal ini dapat terlihat pada cara beribadah kadang rajin kadang juga malas. Kegoncangan dalam keberagamaan ini muncul karena disebabkan faktor internal maupun eksternal.
Faktor internal seperti matangnya organ seks yang mendorong untuk memenuhi kebutuhan tersebut, namun disisi lain dilarang oleh agama. Yang lain adalah bersifat psikologis yaitu sikap independen, keinginan untuk bebas , tidak mau terikat oleh norma keluarga. Edang berkaitan dengan perkembangan budaya dalam masyarakat, yang tidak jarang bertentangan dengan nilai-nilai agama seperti beredarnya film-film dan foto-foto porno, miras, ganja atau obat-obat terlarang.
Apabila kurang mendapat bimbingan keagamaan dalam keluarga maka dapat menjadi pemicu berkembangnya sikap  dan perilaku remaja yang kurang baik seperti pergaulan bebas, minum-minuman keras ,menghisap ganja dan menjadi trouble maker dalam masyarakat.
b)        Masa remaja akhir (17-21 tahun)
Secara psikologis , masa ini merupakan permulaan masa dewasa , emosinya mulai stabil dan pemikirannya kritis. Dalam kehidupan beragama, remaja sudah mulai melibatkan diri kedalam kegiatan-kegiata keberagamaan dan dapat membedakan agama sebagai ajaran dengan manusia sebagai penganutnya diantaranya ada yang shalih dan tidak.



















BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
 Remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”. Sedangkan Pandangan Piaget dalam bukunya Sitti Hartinah yang menyatakan bahwa secara psilologis remaja adalah suatu usia di mana anak tidak merasa berada di bawah tingjat yang lebih tua, melainkan merasa sama atau paling tidak sejajar.
Perkembangan-perkembangan yang dialami pada masa remaja, antara lain: perkembangan fisik, perkembangan kognitif, perkembangan emosi, perkembangan sosial, perkembangan moral, perkembangan kepribadian, dan perkembangan kesadaran beragama.

B.     SARAN
Bahwa setiap orang itu mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dan mempunyai keunikan tersendiri. Oleh karena itu setiap perkembangan anak dari mulai kecil hingga dewasa harus diperhatikan.















DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 2005. Psikologi Remaja.Bandung : Bumi Aksara.
Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.
Mappiare. 1984. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya : Usaha Nasional.
Hartinah, Sitti. 2008. Pengembangan peserta didik,Bandung:PT Refika Aditama.
Yusuf, Syamsu. 2007 Psikologi Perkembagan Anak dan Remaja. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

























[1][1] Sitti Hartinah,”pengembangan peserta didik”,Bandung:PT Refika Aditama,2008,hlm.57-58
[2][2] Zulkifli L,”Psikologi Perkembangan”,Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2006,hlm.65-66

[3][4] Syamsu Yusuf  LN,” Psikologi Perkembagan Anak & Remaja”,hlm.201-202

No comments:

Post a Comment

mari berkomentar agar artikel atau yang lain selalu lebih baik

PIDATO AQIQOH BAHASA JAWA

PIDATO AQIQOH BAHASA JAWA Assalamu’alaikum wr.wb Bismillahirrahmanirrahim…. Engkang kaulo hormati hadirin engkang rawuh wont...